Rabu, 20 Juli 2011

Nasional -- Mistani Nenek Yang Tinggal di Gubuk Reot Bersama Tujuh Bebek

Jakarta, LP — Mistani (90), warga Dusun Soloh Timur, Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, memaksanya tinggal di gubuk reot berukuran 3 x 2 meter. Nenek renta ini tidak tinggal sendiri, tetapi ditemani tujuh ekor bebek piaraannya.

Memang sungguh miris mengetahui keadaan Mistani yang hidup dibawah garis kemiskinan, apalagi jika dibandingkan dengan kasus - kasus yang sedang terjadi di negeri ini, yang mana beberapa elit parpol yang sibuk berkonflik.

Rumah tinggalnya sekaligus berfungsi sebagai kandang bebeknya. Bau amis menyeruak di dalam rumahnya. Sebab, kotoran bebek dan kotoran Mistani bercampur menjadi satu. Di rumah itu, memang tidak dilengkapi tempat mandi cuci dan kakus (MCK) yang memadai.

Berdasarkan penuturan Mistani, setelah suaminya, Sumo, dan anaknya, Asmo, meninggal dunia beberapa tahun silam, dirinya tinggal sebatang kara. Tak ada sanak familinya yang membantunya. "Suami dan anak saya menjadi sandaran satu-satunya. Namun, keduanya sudah meninggal," katanya, Rabu (20/7/2011), dengan nada terbata-bata.

Rumah yang ia tempati saat ini bukanlah miliknya, melainkan tempat tinggal yang dibuatkan oleh para tetangga Mistani. Munawar (45), tetangga Mistani, mengatakan, setelah ditinggal suaminya, Mistani tidak punya tempat tinggal sehingga masyarakat bertekad untuk membuatkan gubuk sederhana.

Selama tinggal di gubuk reot tersebut, kebutuhan makan Mistani hanya menunggu belas kasihan para tetangganya. Selama ini yang rajin memberi makan Mistani adalah Wati. "Saya tidak tega melihat dia karena sudah tua renta dan tidak bisa bekerja mencari nafkah lagi," tutur Wati.

Satu-satunya kekayaan Mistani adalah tujuh bebeknya. Untuk memenuhi pakan ketujuh bebeknya, Mistani selalu menyisihkan makanan dari hasil pemberian para tetangganya. "Kalau bebeknya bertelur saya jual," imbuhnya.

Melihat penderitaan Mistani, Pemerintah Daerah Pamekasan pun tergerak untuk membantunya. Mistani harusnya masih bisa bernapas lega. Pasalnya, kini ia memperoleh santunan uang sebesar Rp 2 juta. Santunan tersebut menurut Bupati Pamekasan Kholilurrahman untuk biaya hidup sehari-hari. "Sementara itu yang bisa kami bantu. Selanjutnya akan kami upayakan pembangunan tempat tinggal yang lebih layak sekaligus dengan biaya hidupnya," kata Bupati Kholil. (tams/ tribun)

Internasional -- Lima Bahasa di Dunia Yang Sulit Dipelajari

Jakarta, LP - Mempelajari bahasa asing memang bukan hal yang mudah. Ada huruf yang berbeda, susunan kata yang tidak biasa, sampai pengucapan kata yang asing di lidah.

Menurut penelitian, seseorang paling mudah mempelajari bahasa dengan susunan kata dan pengucapan yang mirip dengan bahasa sehari-harinya. Masing-masing bahasa mempunya tingkat kesulitan yang berbeda. Berikut lima bahasa yang paling sulit dipelajari seperti dikutip dari thirdage.

1. China
Bahasa China dianggap sulit dipelajari karena sangat menekankan pada intonasi. Penekanan intonasi yang berbeda bisa membuat arti kata yang diucapkan sangat berbeda. Tak hanya itu, ribuan huruf China yang sulit dan rumit membuat bahasa yang cukup populer di dunia tersebut makin susah untuk dipelajari.

2. Arab
Untuk orang Eropa, bahasa Arab memiliki kemiripan yang sangat sedikit dengan bahasa mereka. Membaca tulisan dalam bahasa Arab juga dianggap agak sulit karena pengucapan vokal yang agak berbeda dengan bahasa Inggris. Sama seperti bahasa Cina, huruf-huruf Arab juga menjadi salah satu kesulitan jika ingin cepat mempelajari bahasa ini. Perubahan bentuk huruf dalam kalimat yang berbeda ketika suatu huruf digabungkan juga membuat belajar bahasa Arab lebih menantang.

3. Jepang
Lagi-lagi bahasa dengan huruf yang rumit masuk dalam daftar ini. Jepang, seperti sudah banyak diketahui memiliki ribuan karakter dengan sifat yang berbeda. Selain ribuan karakter, ada tiga cara penulisan dan dua jenis daftar suku kata membuat orang harus memiliki ingatan yang kuat ketika mempelajari bahasa Jepang.

4. Korea
Struktur kata, pemahaman kalimat, dan konjugasi kata kerja yang berbeda membuat bahasa Korea bukan bahasa yang mudah diserap. Selain struktur penggunaan kata, huruf-huruf Korea yang tak kalah rumit juga membuat bahasa asal bintang K-Pop tersebut sulit dipelajari dengan cepat.

5. Hungaria
Bahasa Hungaria dianggap sulit dipelajari karena tidak memiliki kemiripan atau rumpun yang sama dengan bahasa apapun. Tidak seperti bahasa Indonesia yang memiliki beberapa kemiripan dengan bahasa Malaysia, bahasa Hungaria tidak mirip dengan bahasa apapun. Karena itu seseorang harus mulai dari nol untuk mempelajarinya.

Kesulitan lain ketika mempelajari bahasa Hungaria adalah bahasa ini memiliki sifat kata untuk penyebutan feminin, maskulin, dan netral gender. Selain itu, 7 konjugasi yang berbeda juga membuat bahasa negara yang terletak di benua Eropa tersebut makin rumit untuk segera dipahami. (tams/ detik)