Rabu, 20 November 2013

SEJARAH - Dinasti Sanjaya Sesungguhnya Tidak Ada...?

Sering kita dengar dalam pelajaran sejarah di sekolah, masyarakat diajarkan bahwa pada masa sejarah klasik terdapat dua dinasti di Jawa: Sanjaya dan Sailendra. Namun tafsir-tafsir terkini menyatakan hal itu keliru.

 
Pengunjung memotret arca Bodhisattwa Avalokiteswara dari masa Sriwijaya yang dipamerkan di National Museum, Bangkok. Arca-arca semacam ini digolongkan sebagai "srivijayan art" di Thailand, walaupun lebih tepat dikatakan berlanggam Sailendra (Reynold Sumayku/ngi).

Jakarta, LP - Wangsa (Dinasti) Sanjaya disebutkan sebagai pemeluk agama Hindu Siwa, sedangkan Wangsa Sailendra pemeluk Buddha Mahayana. Salah satu peninggalan terpenting Wangsa Sanjaya adalah Candi Prambanan. Adapun warisan Wangsa Sailendra yang terutama adalah Candi Borobudur.
Pengetahuan tentang adanya dua wangsa di Jawa itu diawali oleh teori-teori yang dikembangkan oleh para ahli bangsa asing pada masa kolonial. Sebutlah misalnya FH van Naerssen, Bosch, George Coedes, W.F. Stutterheim, serta JG de Casparis.
Menurut para ahli tersebut, terutama Stutterheim, menunjuk isi prasasti Mantyasih (Balitung) sebagai dasar teorinya. Prasasti bertarikh tahun 907 yang ditemukan di daerah Magelang itu berisikan nama-nama raja Mataram sebelum Raja Balitung. Oleh Stutterheim, prasasti Balitung dianggap berisikan silsilah Wangsa Sanjaya.
Pengetahuan tentang dua dinasti itu terus diajarkan selama puluhan tahun di sekolah-sekolah. Akan tetapi, sebenarnya hal tersebut keliru. Ahli-ahli Indonesia seperti Poerbatjaraka dan Boechari, sejak tahun 1950-an telah memberikan koreksi. Dinasti penguasa Jawa pada masa sejarah klasik hanya satu, tulis mereka. Namun, hingga kini, rupanya koreksi dari mereka kurang didengar.

“Sejarah memang perlu dikoreksi,” ucap ahli arkeologi Bambang Budi Utomo dari Pusat Arkeologi Nasional.

“Kalau kita bicara tentang adanya satu atau lebih dinasti yang berkuasa di Mataram, maka yang dimaksud ialah ‘yang berkuasa sebagai maharaja’,” tulis Boechari, ahli epigrafi terkemuka Indonesia, dalam suatu makalahnya. Menurut Boechari, di Jawa pada masa Mataram Kuno terdapat banyak raja-raja kecil sebagai penguasa lokal. Mereka memiliki silsilahnya sendiri-sendiri. Karena itu, Boechari berpendapat, isi prasasti Mantyasih bukanlah silsilah Wangsa Sanjaya.
Poerbatjaraka dan Boechari berpendapat, dinasti penguasa Jawa pada masa klasik hanyalah Wangsa Sailendra. Rakai Sanjaya pun termasuk bagian dari Wangsa Sailendra walaupun ia beragama Hindu. Beberapa prasasti diajukan oleh ahli-ahli ini sebagai buktinya.
“Sejarah memang perlu dikoreksi,” ucap ahli arkeologi Bambang Budi Utomo dari Pusat Arkeologi Nasional. “Karena sebenarnya istilah Wangsa Sanjaya itu tidak pernah disebutkan dalam prasasti manapun. Yang disebutkan berkali-kali hanyalah Wangsa Sailendra,” tegasnya.
Bagaimana sebenarnya asal mula Sailendra sebagai satu-satunya dinasti penguasa Jawa pada masa klasik? Apakah kaitan keluarga ini dengan Sriwijaya? Para ahli Indonesia masa silam hingga sekarang—mulai dari Poerbatjaraka, Boechari, hingga Bambang Budi Utomo menjelaskannya dalam kisah mengenai Sriwijaya di majalah National Geographic Indonesia edisi Desember 2013. Sayangnya, salah satu bukti bahwa dinasti penguasa Jawa hanya ada satu, sekarang sudah raib. (tams/ngi)





Minggu, 17 November 2013

GALERI - Membingkai Pasar Petanahan Dengan Kamera Ponsel

Kebumen, LP - Kebanyakan orang berpikiran untuk menghasilkan karya foto yang bagus harus menggunakan kamera Digital Single Lens Reflection (DSLR), yaa bahasa gampangnya kamera 'eseler'.
Tidak harus dari kamera seperti itu, manfaatkan saja ponselmu untuk mengabadikan momen-momen unik atau menarik, apalagi yang mempunyai nilai berita.

Kalau menurut mimin sih, tidak perlu alat yang mahal untuk mengabadikan gambar, tetapi momen dan kemampuan kita untuk membingkai gambar foto.
Gambar yang bagus biasa, jika sang fotografer mampu melakukan fotologi sebelum berfotografi. Karena, dengan sudut pandang dari lensa terbaik yang diciptakan Alloh Swt yaitu mata, kita bisa merekam secara memori sudut pandang yang sedap dilihat, sebelum mengeksekusi menggunakan kamera.

Di kesempatan Minggu ini (17/11), mimin berkesempatan blusukan (kalau istilah Jokowi), di sebuah pasar darurat kecil di Desa Petanahan, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah.

Yuuk monggo dinikmati seadanya:
Suasana Pasar Darurat Petanahan, dari selatan jalan desa.
"Silahkan mas, beli tahunya," ucap seorang ibu-ibu pedagang tahu.
Gundukan kubis.
Akhirnya Warsino (37), mendapatkan pasien pertamanya di lapak cukurnya yang berdinding bilik.
'restu Biyunge' (Restu Ibunda)
Mengintip pedagang daging.
Memilih dan menunggu dengan setia.
Senyum Ibu pedagang kacang rebus.
Mainan anak, atau mainan nenek...? Cucu ikut saja, heheee
'Saya dan dagangan saya...
Ikut ibu belanja ke pasar
Yang khas dari pasar yang pasti transaksi dan tawar menawar.
Gula merah saya semanis saya loooh....
Tidak hanya di dalam pasar, transaksi juga dilakukan di luar pasar, bagi beberapa pedagang kulakan seperti Ibu Saringah (kanan)

Naskah dan Foto: Ullifna Tamama



JAGAD UNIK - Bajak Laut Somalia Ternyata Takut Sama Britney Spears

Kebumen, LP - Hingga saat ini perairan lepas pantai Somalia masih dikategorikan 'angker' bagi para pelaut. Perompak bisa muncul tiba-tiba, memanggul senapan mesin, dan berbekal granat. Kapal-kapal bisnis atau kargo milik para saudagar diicar dan dihadang.

Lalu, muatan dikuras -- dan sebenarnya bukan itu tujuan utama mereka. Para perompak lebih senang menjadikan kapal dan awaknya sandera, demi uang tebusan yang nilainya tak main-main. Jay Bahadur, penulis buku 'Pirates of Somalia' mengungkap, ransum yang dituntut para bajak laut bisa mencapai puluhan juta dolar.

Sejumlah operasi militer dilakukan untuk menumpas mereka, atau setidaknya mencegah aksi para perompak. Dan Angkatan Laut Inggris punya 'senjata rahasia' unik tapi jitu: menyetel lagu-lagu Britney Spears dengan volume paling keras. Cara itu ternyata efektif untuk menakut-nakuti para perompak.
Lantas, apa hubungannya Britney Spears yang seksi begitu menakutkan bagi para bajak laut?
Ternyata tak ada hubungannya dengan sosok penyanyi pop itu. Menurut perwira AL Inggris, Rachel Owens, itu lebih karena antipati para perompak terhadap budaya Barat.
"Mereka tak tahan dengan budaya Barat atau musiknya. Membuat lagu-lagu Britney sempurna untuk dimainkan," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 29 Oktober 2013.
Rachel, yang bertugas di supertanker di lepas pantai timur Afrika menambahkan, lagu-lagu seperti "Baby One More Time" dan "Oops! I Did It Again" ampuh untuk mencegah aksi pembajakan dan penculikan.

"Lagu-lagu Britney dipilih oleh tim karena diduga itu yang paling dibenci bajak laut," kata Rachel.
Kapal-kapal di wilayah tersebut sering menjadi incaran para perompak. Salah satu kasus yang mengemuka terjadi pda 2009, ketika kapal kontainer seberat 17.000 ton milik Maersk Line dibajak oleh perompak Somalia, 20 krunya ditawan, saat berlayar dari Salalah, Oman menuju Pelabuhan Mombassa, Kenya lewat Djibouti.

Pada 2011, ada 176 serangan kapal oleh geng asal Tanduk Afrika. Yang teranyar terjadi Kamis pekan lalu, para bandit menyerang kapal penyuplai minyak di lepas pantai Nigeria dan menculik kapten serta juru mesinnya.
Karena menganggap keberadaan para bajak laut sebagai ancaman, Angkatan Laut Inggris mengerahkan 1.500 pelaut di 14 kapal perang untuk menggelar patroli di perairan.
Rachel Owens, yang bertugas memandu kapal melalui perairan rawan mengatakan, pengeras suara diarahkan ke arah para perompak, agar tak mengganggu kru.

"Cara ini efektif, kami jarang merasa perlu mengeluarkan tembakan," kata perempuan 34 tahun asal Gartmore itu. "Sekali dikejutkan Britney, mereka langsung tunggang langgang."
Sementara, Steven Jones dari Asosiasi Keamanan untuk Industri Maritim mengatakan, "para perompak akan melakukan apa saja untuk menghindari musik itu," kata dia.
Sejauh ini belum ada komentar dari Britney soal 'keampuhan' musik dan suaranya itu.

Pembajakan Turun
Britney mungkin salah satu alasan angka pembajakan di lepas pantai Somalia dan sekitarnya turun tahun ini.
Seperti dikutip dari New York Post, pada semester pertama tahun 2013, hanya ada serangan bajak laut Somalia. Demikian data International Maritime Bureau (IMB).

Sementara itu, perairan Indonesia telah mengalami lebih dari 50 persen lonjakan serangan bajak laut pada periode yang sama. Dari 48 serangan yang dilaporkan, 43 melibatkan aksi perompak menaiki kapal dan menyerang kru, kata IMB.

Juga telah terjadi lonjakan pembajakan di lepas pantai Afrika barat, dengan serangkaian serangan kekerasan tahun ini. Dalam insiden terbaru, perompak menyerang sebuah kapal komersial di dekat pantai Nigeria dan menculik dua pelaut AS pekan lalu.
(nypost.com)


Foya-foya Ala Bajak Laut
Menjadi perompak adalah lapangan kerja baru bagi para generasi muda Somalia. Sekaligus jalan pintas menuju hidup mewah bergelimang harta.
Inilah gaya hidup perompak Somalia: rumah besar, mobil keren, perempuan cantik, dan narkotika -- yang dikecam baik tokoh agama maupun penduduk desa.
Uang pun mengubah wajah Somalia. Sebuah jalan beraspal membelah kota Bossaso, hotel-hotel baru, dan bangunan anyar berbaris di pinggir-pinggirnya. Mobil SUV dan kendaraan mewah buatan Asia lalu lalang di jalanan. Lagu Amerika, Somalia, dan India menderu dari tape mobil.

Sistem kredit baru berlaku, para bajak laut tak perlu membayar tunai jika membeli barang. Mereka dibolehkan mengambil barang secara kredit, dengan harga tinggi, dan melunasi utang mereka jika uang tebusan sudah di tangan. Tak ada lagi adu ngotot tawar menawar harga, para pedagang ketiban untung karena banyak orang tak mau diberi uang kembalian.
Sistem perkawinan juga telah dipengaruhi oleh bajak laut dengan kantong tebal. Ratusan mobil mengawal pengantin ke lokasi resepsi, rumah pengantin baru penuh sesak dengan perabot mahal, dan mempelai wanita memakai perhiasan emas mahal. Ribuan dolar dibayarkan kepada keluarga pengantin sebagai mas kawin.
Kata dia, kebanyakan bajak laut punya tiga atau lebih istri. jumlah mereka tergantung pada jumlah jarahan. Menikahi bajak laut telah menjadi mimpi bagi sebagian besar perempuan lokal.

Para bajak laut menikmati kenyamanan tidak dapat diakses warga Harardhere lain. Rumah-rumah mereka adalah satu dari segelintir tempat tinggal yang dialiri listrik, menggunakan generator yang dicuri dari kapal.
"Wanita membutuhkan cinta dan uang, dan bajak laut punya uang, dan mereka menunjukkan cinta mereka," kata Khabibo Salad, istri seorang bajak laut seperti dimuat Al Jazeera. (tams/aljazeera/ny.post)