Selasa, 26 April 2011

JAGAD >> Nama Jalan di Belanda Yang Menggunakan Nama Kartini

arrumtamsQ, Jakarta (26/04) - R.A Kartini rupanya cukup dikenal di Belanda sebagai pejuang hak-hak perempuan. Bahkan beberapa kota di Belanda memiliki nama jalan R.A . Kartini.

Berikut kota-kota di Belanda yang memiliki Jalan R.A Kartini;

Utrecht

Di Utrecht Jalan RA Kartini atau Kartinistraat terletak di kawasan tenang dengan perumahan apik dan kebanyakan dihuni kalangan menengah. Jalan utama ini berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Chez Geuvara, Agostinho Neto.

Venlo
Di Venlo Belanda Selatan, RA Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.

Amsterdam

Amsterdam, ibukota Belanda, juga mengabadikan nama penjuang hak-hak perempuan Jawa di abad 17 itu. Wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.

Haarlem dekat Chris Soumokil

Paling menarik mengamati letak jalan Kartini di Haarlem. Di sana jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua RMS (Republik Maluku Selatan.)

Di Belanda, tanggal 21 April tidak ubahnya dengan hari-hari lainnya. Pasangan Peters yang tinggal di Kartinistraat di Utrecht tahu bahwa Kartini adalah seorang Jawa yang berjuang untuk persamaan hak wanita.

Mereka juga tahu bahwa Kartini adalah wanita Jawa pertama yang menuntut pendidikan yang lebih tinggi. Ia menyayangkan bahwa Kartini meninggal pada usia yang terlalu muda. "Dia adalah pejuang persamaan derajat pria dan wanita. Sayang sekali dia meninggal pada usia muda," kata Pak Peters. Selebihnya mereka tidak tahu bahwa tanggal 21 April adalah hari kelahiran pahlawan Indonesia ini. (tams/tribun)

Rabu, 20 April 2011

[MUSIK] >> Band 'Sumatra' dan 'Indonesia' Yang Berasal Dari Rusia

JAKARTA, arrumtamsQ- Ini memang nyata, mengejutkan memang saat orang Rusia menggunakan nama Indonesia dan Sumatra untuk bandnya.

Jika para musisi Indonesia berlomba-lomba mencari nama yang keren dengan bahasa Inggris, justru orang Rusia pakai nama Indonesia dan Sumatra untuk nama bandnya. Kita tentunya bangga sekali dengan para pemuda Rusia ini, karena nama Indonesia ternyata cukup dikenal baik di sana.

INDONESIA sendiri terbentuk di St. Petersburg pada musim gugur tahun 2007. Aliran rock pun dipilih mereka untuk memperkuat musikalitas dari Coal (vocal), Santa (bass), Charlie (drum) dan Demian (gitar).

Tujuan utama mereka dalam bermusik adalah ingin memainkan musik dengan kualitas yang tinggi serta membuat melodi yang sempurna, demikian dikutip dari Myspace.com, Rabu (20/4).

INDONESIA telah memiliki sebuah album EP atau mini album yang berjudul 'Pretty Colours' (2008) dan single mereka yang terkenal adalah Purest Mud.

Sedangkan SUMATRA yang juga berasal dari Rusia terbentuk pada 21 September 2005. Berbeda dengan INDONESIA, mereka memilih jalur technical death metal/deathcore sebagai aliran musiknya.

SUMATRA diisi Alik Galstyan (vokal), Karen Grigoryan (gitar), Ilya Ulanov (gitar), Dmitriy Klimov (bass), dan Andrey Koval (drum). Mereka sudah menelurkan dua album yang berjudul 'The Sixth Circle' (2008) dan 'Heliocratic Infinity' (2009). (tams/okz/myspace)

Senin, 18 April 2011

[Posting] >> Tulisanku Lekaslah Pulang......

Lorong-lorong itu menggiring kesendirianku untuk melangkahkan kaki. Luka dari badan jalan yang kupijak masih tertandon air sisa hujan sore harinya.

Situasi malam masih terasa, meski bukan jangkrik dering nyamuk ini cukup menggantikan instrumen malam yang sesekali melintas bahkan menyerempet kepala. Aku perhatikan mereka riang, mereka mengerang, bahkan mereka merasa menjadi pasukan skuadron udara Sukhoi atau F-16. Rambut yang jarang dikepala sudah dianggap ladang invasi nyamuk hingga wajah dan lenganku. Ya, mereka pikir ini sebuah dataran rendah di Arnhem saat pesawat sekutu menginvasi dengan lapar dan bermanuver di atas.

Entah sudah berapa lama di lorong ini. Daun teh yang terbungkus plastik dan sudah terproses hingga menjadi cair sudah kugenggam di tangan kananku. Dan daun cokelat kering yang terbungukus rapi dan tersulut menempel di sela-sela jari tengah sebelah kiriku. Semuanya menemaniku melintasi tatanan detik jam hingga terik bulan memudar.

Lantas diujung lorong di antara bangunan yang tertidur, dua kucing kampung belang menegosiasikan libidonya di atas bak mandi yang berubah fungsi menjadi tong sampah. Sssst, jangan kencang-kencang atau bahkan mengerang, di samping kamar itu ada bayi kecil manusia yg tergaduh dengan ocehan birahimu.

Aaarrgghh, lorong ini semakin memanjang dan aku tak tahu. Suara tentang preambule dan puji-pujian sebelum panggilan SubuhnNya sudah berkumandang. Begitu juga disinilah kupijakkan kaki di depan rumah yang kupilih. Rumah yang tak baru, tapi layak.

Di antara bunga melati di sekitarnya aku tatapkan mata ini di sebuah daun pintu yang kebetulan hanya satu. Gagang pintu pintu masih terawat baik, dan semoga kunci yang aku bawa tidak salah.Oooh, kenapa semua kunciku bisa berguna di rumah yang berdaun pintu hanya satu itu?

Heem,tak apalah ijinkan lelah ini kurebah di dalamnya, hingga kutemukan seonggok pelana tidur di dalamnya sebuah pemberianNya yang tak terduga indahnya.Sejenaklah kurebahkan lelah ini setelah kugadangkan ujung rambut hingga mata kaki pada terik bulan. Sudah kutaruhkan mantra sajak terbaik di sebelah kiri pelana tidur.Sebangun nanti,akan ku perbaiki dan perindah, semua kekurangan tadi.

Selamat Pagi Malaaaam....!!! (tams)

JakSleep# Agoraphobia# 06:36:46am 16 April 2011

Minggu, 10 April 2011

SOSOK >> Kuliah Sore Untuk Sang Pesulap Rizuki

arrumtamsQ - Sore yang semangat namun tidak dengan keadaan sebuah kelas perkuliahan yang nampak cukup besar. Ruang kuliah yang berukuran sekitar 20 x 8 meter ini hanya berisi sembilan mahasiswa yang seharusnya terisi sekitar 40 orang sesuai dengan daftar hadir pada mata kuliah Kewarganegaraan, Jum’at (31/03). Sementara di depan kelas seorang dosen yang berumur sekitar 60 tahun menanti anak – anak didiknya sembari merebahkan kepala yang terpapah tangannya yang menjulur di atas meja tempatnya mengajar. Waktu sudah hampir mendekati pukul empat sore, namun kelas kuliah belum dimulai dari mata kuliah yang seharusnya dimulai pukul 15.30. Beberapa mahasiswa juga masih ada yang di luar ruangan, dan sesekali mereka mengintip dari balik jendela menanti dosen memulai memberi materi. Tidak dengan Rizuki yang sudah menampakkan diri di barisan kedua di antara jajaran bangku yang sebagian besar belum terisi.

Rizuki (kiri) di Kampus IISIP Jakarta

(dok. arrumtamsQ)


“Sepi amat mahasiswanya, cuma sedikit yang masuk kuliah,” keluh Rizuki juara The Master RCTI Season 3, yang kebetulan sedang keluar kelas saat dipanggil temannya. Di dalam kelas Rizuki juga sangat memperhatikan apa yang dosen ajarkan, bahkan ia juga mencatat beberapa materi yang diberikan dosen. Rizuki memang sudah tak asing bagi sebagian besar mahasiswa Kampus Tercinta IISIP Jakarta, karena selain profesinya sebagai pesulap, Rizuki juga tercatat sebagai mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional angkatan 2010 di kampus tersebut. Setelah selesai jam kuliah pesulap yang memiliki nama lengkap Rizky Siti Fatimah bercerita sedikit tentang perkuliahannya dan profesi yang sedang dijalaninya.

Celana jins dipadu kaos lengan panjang putih bermotif digunakan Rizuki untuk kuliah, penampilannya tak mencolok bahkan terkesan sederhana dan sepadan dengan gaya – gaya teman sekampusnya. Memang sudah menjadi ciri khas mahasiswa Kampus Tercinta IISIP Jakarta yang cenderung sederhana dalam berpakaian bahkan tidak jarang kita temui beberapa mahasiswa yang berkuliah menggunakan sandal jepit. “Saya masuk IISIP karena dulu saya tidak tertarik mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri. Saya lebih suka di kampus swasta dan saya suka Jurusan Hubungan Internasional,” kata Rizuki, saat ditanya mengapa memilih Kampus IISIP. Saran orang tua juga menentukan tempat kuliah yang ingin ia pilih, “Kata ayah di IISIP bagus, ada Andy F. Noya, Eko Patrio yang pernah lulus disitu,” ungkap Rizuki yang lahir di Tasikmalaya, 9 Mei 1993.

Gaya kesehariannya yang tenang sama seperti aksinya di televisi saat matanya terkonsentrasi pada sesuatu dan kecepatan tangannya dipertontonkan. Jiwa pesulap memang sudah mengalir di dalam tubuh Rizuki yang mungkin sudah turun temurun, “Dulu pertama yang ngajar sulap ayah, mungkin turunan juga dari ayah,” ungkap pesulap yang menganut aliran Princess Magician dan aliran klasik.

Bicara tentang sulap dan aktifitasnya di kampus, Rizuki sempat membantah jika sulap hanya dianggap hobi baginya. Bagi Rizuki sulap adalah tuntutan yang harus diperankan seiring cita – citanya yang diinginkan, namun bukan berarti tujuan yang harus diutamakan, “Sulap hanya tuntutan peran, tapi bukan tujuan utama. Sedangkan tujuan utamanya ya kuliah, apalagi sayang kalo sampai bolos kuliah,” tegasnya. Di akhir wawancara, Rizuki juga bercerita saat mengisi waktu kosong kuliah dan kesibukannya, ia juga membuka Magical Shop di Mangga Dua Square. Dering ponsel Rizukipun berbunyi memberi kabar jika jemputannya sudah datang. Seiring mobil hitam membawa pulang Rizuki, matahari mengorganisir senja untuk kembali pulang ke jalan malam. (tams)

Senin, 04 April 2011

MUSIC >> Mantan Drummer dan Bassis Nirvana Bekerjasama di Album Barunya

Jakarta, arrumtamsQ (04/04) - Dave Grohl mantan drummer Nirvana mengajak rekan lamanya Krist Novoselic bassis Nirvana terdahulu untuk berkontribusi dalam album terbaru Foo Fighters Wasting Light. Di album ini Novoselic memainkan bass dan akordion pada lagu "I Should Have Known."

Selain itu alasan Grohl mengundang Novoselic adalah produser Butch Vig yang tak lain produser Nirvana pada album Nevermind, sebuah reuni yang cukup aneh bukan.

Dave Grohl Mengatakan kepada The Sun seperti dikutip NME.com, “Saya mengundang Krist karena ada kehadiran Butch sebagai produser dan sudah 20 tahun kami tidak pernah bekerja di studio bersama.” Dave menambahkan, “Saya telah mencoba membuat Foo Fighters berdiri sendiri selama 17 tahun terakhir. Saya berusaha sangat keras untuk keluar dari bayang-bayang Nirvana dan saya melakukannya dengan cara yang terhormat.”


Dave Grohl (dok. pribadi)



Lagu "I Should Have Known" banyak mengembalikan memori pada saat ia masih di Nirvana.”’I Should Have Known’ adalah lagu Foo Fighters dan bukan lagu Nirvana, tetapi ada saat-saat yang benar-benar mengingatkan saya pada tahun 1991, Saya tak akan berdiri di sini kalau bukan karena Nirvana, saya berhutang banyak kepada Nirvana,” ujar Grohl. (tams/RS/The Sun)