Senin, 18 Februari 2013

JAGAD UNIK - Hotel Terkecil Sedunia Ini Hanya Memiliki Satu Kamar

Jakarta, LP - Layaknya sebuah hotel biasanya memiliki beberapa kamar, namun tidak dengan hotel unik ini yang hanya memiliki satu kamar khusus untuk pasangan kekasih yang ingin menikah.

Hotel terkecil di dunia ini hanya memiliki luas 2,5 meter persegi dengan jumlah ruangan total hingga 53 meter persegi. Namun, hotel ini begitu mewah dengan dilengkapi segala aksesori modern mulai dari televise layar datar hingga mini spa. Jika hotel lain memiliki beberapa kamar, hotel yang berdiri di Amerg, Jerman ini hanya memiliki satu kamar tidur saja. Oleh karena itu, dalam satu waktu penyewaan, hotel hanya dapat ditempati satu pasangan saja.

Wedding Hotel (amusingplanet)
Sejarahnya, hotel dibangun pada tahun 1728 sebagai sebuah rumah oleh sepasang kekasih yang ingin menikah. Namun, untuk dapat menikah setiap pasangan harus memiliki sebuah rumah terlebih dahulu. Untuk menyiasati hal tersebut, mereka kemudian membangun rumah di atas tanah kosong yang sempit di antara dua bangunan tinggi.

Setelah bangunan selesai, mereka pun dapat melangsungkan pernikahan. Sejak saat itu, pasangan tersebut berpikir untuk menjualnya ke pasangan berikutnya yang akan menikah. Setiap minggu, pemilik rumah pun berganti seiring dengan semakin banyak keinginan pasangan kekasih yang ingin menikah. Oleh karena itu, rumah ini pun dijuluki Hotel Pernikahan. Demikian seperti dilansir Amusingplanet, Sabtu (16/2/2013).

Saat ini, semakin banyak orang yang menggunakan Hotel Pernikahan untuk menikah. Bahkan menurut cerita kuno, setiap pasangan yang menikah di hotel ini akan bahagia sepanjang masa dan jauh dari kata perceraian. (tams/okz/amusingplanet)

JAGAD UNIK - Hanya Ada Satu Pegawai Di Bank Ini

Jakarta LP - Mungkin yang ada dalam pikiran anda jika berhubungan dengan bank, anda akan jumpai beberapa petugas bank, mulai kasir atau teller, pembukuan, bahkan petugas representatif. Tidak dengan bank yang satu ini yang semuanya hanya dilayani oleh satu orang.

Peter Breiter, CEO Bank Raiffeisen eG Gammesfeld, sudah menjadi kebiasaannya melayani nasabah di Gammesfeld, Baden-Wuerttemberg, Jerman, 29 Januari lalu. Bank Raiffeisen eG Gammesfeld merupakan salah satu bank daerah terkecil di dunia. Uniknya, bank ini hanya dikelola oleh satu orang yakni Peter Breiter, pemilik sekaligus satu-satunya pegawai di bank tersebut.

Semua kegiatan mulai transaksi simpan pinjam hingga pembukuan dia lakukan sendiri secara manual dan menggunakan peralatan sederhana. Tentunya bank koperasi ini tidak terkoneksi dengan sistem jaringan bank di Jerman, dan bank ini tentunya juga tidak mempunyai layanan anjungan tunai mandiri (ATM), seperti bank pada umumnya. Namun, bank koperasi seperti Raiffeisen eG Gammesfeld, yang merupakan cikal bakal perbankan di Jerman. Tidak hanya itu, bank ini juga bisa menjadi saingan bagi bank-bank besar semisal Deutsche Bank dan Commerzbank.

Berikut Foto-fotonya:

(tams/REUTERS/Lisi Niesner)

Kamis, 14 Februari 2013

PROFIL - Richard Williamson Uskup Vatikan Penentang Adanya Holocaust

Richard Williamson (istimewa)
Jakarta, LP - Vatican menyatakan Paus mengeluarkan dekrit yang membebaskan empat uskup tradisionalis dari sanksi pengucilan setelah keempatnya disingkirkan dari Gereja Katolik Roma pada 1988 akibat mengeluarkan pernyataan tanpa seizin Vatican.

Keempat uskup ini mengepalai kelompok ultra konservatif di Vatican -- Society of Saint Pius X (SSPX)-- yang beranggota 600 ribu orang dan menolak modernisasi tata cara peribadatan dan doktrin Gereja Katolik.

Vatican mengungkapkan hukuman pengucilan terhadap mereka dicabut setelah para uskup itu menyatakan kesediaannya menerima ajaran Gereja Katolik Roma dan otoritas kepausan.

Dalam upaya menyembuhkan perpecahan berusia 20 tahun yang mencederai Gereja Katolik, dekrit Paus Benedictus ini tampaknya memicu krisis paling serius dalam hubungan Katolik-Yahudi dalam 50 tahun terakhir.

Salah seorang dari keempat uskup, yaitu Uskup kelahiran Inggris bernama Richard Williamson, berulangkali mengeluarkan pernyataan yang menyangkal sepenuhnya klaim telah terjadi "holocaust" (pembasmian etnis) oleh Nazi Jerman terhadap Yahudi Eropa seperti yang diyakini oleh umumnya sejarawan.

Dalam satu pernyataannya di sebuah televisi Swedia pada Januari 2009 Richard Williamson berkata, "Saya tidak percaya ada kamar-kamar gas dan hanya sekitar 300.000 orang Yahudi yang binasa dalam kamp konsentrasi Nazi, bukan 6 juta orang."

Sebelum Gereja Katolik Roma mengumumkan pencabutan hukuman pengucilan terhadap para uskup itu, Kepala Rabbi Roma menyatakan bahwa rehabilitasi atas Uskup Richard Williamson akan membuka satu luka mendalam.

Dewan Lembaga Perwakilan Yahudi di Perancis (CRIF), menyebut sang uskup sebagai "seorang pendusta tercela yang hanya ingin membangkitkan kebencian berabad-abada terhadap Yahudi."

Williamson membalas: "Saya percaya bahwa bukti sejarah menyangkal (klaim) 6 juta (orang) telah dibinasakan dalam kamar gas sebagai sebuah kebijakan penghapusan (Yahudi) oleh Adolf Hitler."

Vatican Bertahan
holohoax

Saat ditanya mengenai pernyataan-pernyataan Richard Williamson, Kepala Juru Bicara Vatican Pastor Federico Lombardi mengatakan bahwa semua pernyataan sang uskup sepenuhnya tidak bisa dikaitkan dengan pencabutan sanksi pengucilan padanya. "Hukum ini menyatakan mencabut periode pengucilan (kepada empat uskup tradisionalis)," kata Lombardi.

"Itu tidak ada kaitannya dengan pendapat pribadi seseorang yang semuanya terbuka untuk dikritik, tapi tidak bertalian dengan dekrit ini," tandas Lombardi.

Elan Steinberg, Wakil Presiden American Gathering of Holocaust Survivors and their Descendants (Kumpulan Warga Amerika Korban Selamat Holocaust dan Garis Keturunannya), sebelum Vatican mengumumkan dekrit sudah menyebut keputusan itu melukai bangsa Yahudi.

"Untuk orang Yahudi dan semua orang yang kesakitan melewati tahun-tahun Shoah (malapetaka, istilah resmi Yahudi untuk "holocaust") yang penuh marabahaya, perkembangan (dari Vatican) ini menandai satu ledakan berbahaya terhadap dialog antaragama dan mempersubur para penjual kebencian dimanapun."

"Setiap pastor Katolik yang mengikuti penyangkal 'holocaust' anti Semit adalah cabul," kata Abe Fixman, Direktur Liga Anti Defamasi di Amerika Serikat.

"Keputusan itu akan merusak hubungan Katolik-Yahudi dan ingatan jutaan orang Yahudi yang perlaya karena mereka orang Yahudi."

Rabbi David Rosen, kepala hubungan antar agama pada Komite Yahudi Amerika (American Jewish Committee) meminta klarifikasi dari Vatican. "Ini memang urusan internal Gereja, (namun) setiap pengakuan terhadap seorang penyangkal 'holocaust' adalah sangat mengganggu," katanya.

Hubungan Katolik-Yahudi pernah sangat tegang dibawah kepemimpinan Paus Pius XII (semasa Perang Dunia Kedua) yang dituduh orang Yahudi telah membutakan diri dari "holocaust."

Kaum Yahudi meminta Vatican, yang kemudian ditolak Gereja, untuk membekukan prosedur bagi penganugerahan kesucian Paus Pius XII dengan mengkaji perannya selama Perang Dunia Kedua.

Paus Benedictus telah membuat beberapa isyarat untuk berekonsiliasi dengan kelompok-kelompok penyempal, termasuk mengizinkan pengembalian tanpa syarat tata cara Misa Latin gaya lama.

Langkah Vatican itu juga membuat marah orang Yahudi karena seremoni ini memasukkan doa Jumat Agung yang dianggap kontroversial oleh orang Yahudi.(tams/ant)

PROFIL - Paus Benediktus XVI: Mantan 'Hitlerjugend' Yang Jadi Wakil Tuhan

Paus Benediktus XVI (Reuters)
Jakarta, LP - Joseph Ratzinger Sebelum menjadi Paus Benediktus XVI dan jauh sebelum dia mendapat julukan “Cardinal No” lantaran sikap kerasnya dalam menegakkan doktrin gereja. Putra pasangan Maria dan Joseph Ratzinger, yang belajar tentang kehidupan dan Tuhan di Jerman di antara dua perang dunia. Menurut doktrin Katolik Roma, paus tak sekadar pemimpin gereja. Dia adalah perwakilan Tuhan di Bumi yang tak boleh tak sempurna.

Sebelumnya Ratzinger tak ubahnya laki-laki biasa. Dia masih sempat menikmati lezatnya daging dan lembutnya kentang. Dia menguasai banyak bahasa dunia dan sangat menyukai musik gubahan Mozart dan Beethoven. Dalam musik dia juga seorang pianis yang andal.

Sisi kemanusiannya itu semakin nampak saat Senin (11/2) lalu, saat Vatikan mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri di akhir bulan ini dengan alasan  usianya yang sudah tua. Langkah ini menjadikannya sebagai paus pertama yang mundur sepanjang hampir 600 tahun.

Sejarah mencatat paus terakhir yang mengundurkan diri adalah Paus Gregorius XII pada 1415. Tapi saat itu Paus Gregorius mundur menyusul kesepakatan untuk mengakhiri perpecahan di kalangan gereja Katolik terkait klaim perihal kepausan.

Paus lainnya yang mundur adalah Paus Celestinus V. Dia mundur pada 1296 setelah memimpin Gereja Katolik selama hanya lima bulan.

Paus Tertua Dan Mantan Tentara Nazi Yang Anti Marxis

Paus Benediktus XVI terpilih sebagai pemimpin umat Katolik sedunia pada April 2005, setelah meninggalnya Paus Yohanes Paulus II. Saat itu usianya 78 tahun, menjadikannya sebagai salah satu paus tertua dalam sejarah ketika dipilih.

Dia merupakan warga Jerman kedelapan yang menjadi paus. Sejatinya PB XVI sudah ingin pensiun ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal pada 2005. Profesor yang mahir bermain piano itu mengatakan, dia tak pernah ingin menjadi paus dalam hidupnya.

Sebelum naik ke takhta kepausan, dia telah menjadi tokoh penting di Vatikan selama 24 tahun. Dia memimpin apa yang disebut the Congregation for the Doctrine of the Faith.

Paus Benediktus XVI lahir di lingkungan keluarga petani di Marktl am Inn, Jerman tenggara dekat perbatasan Austria, pada 16 April 1927. Ayahnya, Joseph Ratzinger, seorang polisi. Masa kecilnya dihabiskan di tengah masa-masa sulit Jerman. Menjelang remaja, saat berusia 14 tahun, dia harus bergabung dengan pasukan gerakan Pemuda Hitler (Hitlerjugend), satu hal yang bertolak belakang dari keinginannya.
Hitlerjugend (istimewa)
Dia pernah menuturkan bahwa kebrutalan dan kekejaman Nazi telah membantu mendorong perjalanannya ke dunia kependetaan.

Dalam memoirnya, pria yang memiliki nama asli Joseph Ratzinger itu menyatakan dia sempat keluar dari organisasi itu tak lama setelah bergabung lantaran belajar tentang kependetaan. Namun itu tak berlangsung lama. Pada 1943, ketika Perang Dunia II meletus, masa belajarnya di seminari Traunstein terganggu karena dia harus mengikuti wajib militer.
Menjelang berakhirnya PD II, dia desersi dari keanggotan Divisi ke-12 SS-Hitlerjugend. Dia sempat ditahan sebagai tawanan perang oleh pasukan sekutu pada tahun 1945.
(militariabids)

Pada Juni 1945, Ratzinger dibebaskan dari kamp tahanan perang POW (Prisoner Of War). Dan sejak itulah hidupnya berubah. Dia belajar filosofi dan teologi di University of Munich dan sejumlah perguruan tinggi lain di Freising antara tahun 1946 dan 1951 dan dua tahun kemudian dia meraih gelar doktor teologi.
Ratzinger kemudian mengajar di Universitas Bonn pada tahun 1959. Tujuh tahun kemudian dia telah mengajar teologi dogmatik di empat universitas di Jerman.
“Buku adalah sahabat terbaiknya,’’ ujar John Allen analis CNN untuk Vatikan.

Saat itu dia merasa tak senang dengan maraknya Marxisme di kalangan para mahasiswanya. Dalam pandangannya, agama telah direndahkan di bawah ideologi politik yang dianggapnya bersifat tirani, brutal dan jahat.

Di kemudian hari dia menjadi pendukung penting dalam melawan teologi kebebasan, gerakan yang melibatkan Gereja dalam aktivisme sosial, yang menurut dia tak banyak beda dengan Marxisme.

Pada tahun 1977 Ratzinger diangkat menjadi Kardinal dan Uskup Agung Muenchen oleh Paus Paulus VI. Dia memiliki reputasi sebagai penganut teologi konservatif, yang berpendirian keras terhadap homoseksualitas, pengangkatan pendeta wanita, dan kontrasepsi. Karena itulah dia dikenal sebagai “Cardinal No”.

Tema utama kepausannya adalah pembelaan terhadap nilai-nilai dasar Kristiani dalam menghadapi apa yang dipandangnya sebagai kemerosotan moral di sebagian besar kawasan Eropa.
Oleh mereka yang mengenalnya, Paus Benediktus digambarkan sebagai orang yang lemah lembut dan bermoral kuat. Bahkan ada seorang kardinal yang menyebutnya pemalu tetapi keras kepala.
Gonjang-ganjing.

Masa kepemimpinan Paus Benediktus XVI diwarnai dengan badai yang menghantam Gereja Katolik. Berbagai tuduhan, kasus hukum, dan laporan tentang pencabulan anak mencapai puncaknya pada tahun 2009 dan 2010.
Sementara beberapa tokoh senior di Vatikan pada awalnya menanggapi dengan menyerang media atau menuduh adanya persekongkolan anti-Katolik, Paus Benediktus berkeras bahwa Gereja harus menerima tanggung jawabnya, seraya merujuk apa yang disebutnya dosa di dalam Gereja.
Tanggung jawab itu dia wujudkan dengan menemui para korban dan meminta maaf kepada mereka. Dia menegaskan bahwa para uskup harus melaporkan bila terjadi pelecehan. Dia juga memperkenalkan aturan baru yang mempercepat pemecatan para pendeta yang diketahui melakukan pelecehan.
Namun cara paus dalam menangani skandal pencabulan anak-anak di lingkungan gereja mendapat kecaman pedas dari kalangan pers sekuler.

Kardinal Cormac Murphy OConnor, mantan kepala Gereja Anglikan di England dan Wales, menyebut Paus Benediktus sangat sopan dan memiliki banyak bakat, tetapi tidak dalam urusan administrasi.
Bocornya dokumen yang mengungkap soal korupsi dan mismanagemen di dalam Vatikan menjadi salah satu buktinya. Peristiwa yang  membuat salah satu pembantu dekatnya dihukum itu menimbulkan kesan bahwa tengah terjadi pertarungan kekuatan di kepausan.

Kunjungan Paus Ke Palestina

Paus Benediktus XVI mengisi kunjungan hari keduanya ke wilayah Palestina dan Israel dengan mengunjungi Masjidil Aqsa, pada bulan Mei 2009. Dia menjadi Paus pertama yang berkunjung ke tempat yang dianggap suci oleh umat muslim, Yahudi, maupun Kristen.


Benediktus disambut Mufti Agung Jerusalem Mohammad Mohammad Hussein di pintu masuk Masjidil Aqsa. Paus kelahiran Jerman itu melepaskan sepatunya sesuai dengan tradisi Islam ketika memasuki sebuah tempat suci.

Bersama Mufti Agung, Paus menngingatkan kembali akan adanya persamaan mendasar antartiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Kristen) dalam kisah Ibrahim dan Jerusalem.

Usai memasuki Masjidil Aqsa, pemimpin Vatikan itu juga mengunjungi Tembok Ratapan. Di salah satu tempat tersuci Yahudi itu, Paus memanjatkan doa selama beberapa menit. Tembok Ratapan merupakan kompleks kuil era Romawi tempat Yesus Kristus melakukan santapan terakhir sebelum disalib.

Di tembok itu Paus menuliskan doa. Setelah itu, dia bertemu dengan dua pemimpin rabi Yahudi.
’’Kirimkan kedamaian-Mu pada Tanah Suci, Timur Tengah, dan semua umat manusia,’’ demikian doa Paus. 

Orang Israel Tak Puas

Paus memulai kunjungannya ke Israel Senin lalu dengan mengeluarkan pernyataan bahwa sikap anti-Yahudi atau anti-semit tidak bisa ditoleransi. Dalam kesempatan itu dia juga menyuarakan dukungan kepada rakyat Palestina untuk mendapatkan wilayah mereka.

Seruan Paus yang mendesak dunia untuk menghapuskan sikap anti-semit di seluruh dunia diperkirakan akan membuat senang Israel sebagai tuan rumah kunjungannya kali ini.

Kendati demikian, banyak kalangan tidak puas karena Paus tidak mengecam keras Nazi. Dalam sebuah wawancara radio, ketua parlemen Israel Reuven Rivlin, mengkritik Paus.

’’Dia datang dan berkata pada kami seolah dia seorang sejarawan, seseorang yang melihat dari berbagai sudut, tentang sesuatu yang semestinya tidak terjadi. Dan apa yang bisa Anda lakukan? Dia adalah bagian dari mereka,’’ kata Rivlin.

Paus mengunjungi monumen Yad Vahshem, Senin lalu, guna memberi penghormatan pada enam juta korban pembantaian Yahudi di Eropa. Kala itu dia menyebut peristiwa pembantaian itu sebagai tragedi mengerikan Shoah.

’’Shoah’’ adalah istilah Ibrani yang berarti holocaus. Menurut sejumlah pemimpin Yahudi, sebagai warga Jerman dan pemeluk Kristen, Paus mestinya meminta maaf atas genosida tersebut.

Paus Benediktus menghabiskan masa kecilnya di Jerman kala pemerintah Nazi berkuasa. Paus mengaku pernah bergabung dengan gerakan muda pendukung Hitler (Hitlerjugend), namun hanya karena terpaksa.
(tams/cnn/bbc)

Rabu, 13 Februari 2013

PROFIL - Kisah Pembunuh Osama: Sulit Hidup Normal (bag 3)

Jakarta, LP - Setelah merasa berhasil dengan membunuh orang yang paling dicari AS, kini si Penembak sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan Navy Seal. Tetapi ada pertanyaan dalam benaknya, mau menjadi apa dalam kehidupan barunya.

Mungkin dia bisa saja menulis buku seperti Matt Bissonnette, mantan anggota Navy Seal.  Seusai misi Osama di Abbottabad, Pakistan, Matt langsung menulis buku “No Easy Day”. Tetapi atas dasar kode etik profesi, si penembak dan beberapa anggota Navy Seal lainnya lebih memilih jalur lain. Si penembak dan beberapa orang rekannya sempat berencana mendirikan sebuah perusahaan yang akan membantu transisi mereka dari hidup militer ke kehidupan sipil.

Dia sempat menawarkan diri sebagai konsultan untuk Electronic Arts, perusahaan video game yang mengembangkan permainan perang seperti Medal of Honor: Warfighter. Tetapi sekali lagi atas dasar kode etik kerahasiaan, rencana itupun gagal.

Saat ini dengan penderitaannya, dengan badan penuh luka perang, daging dan otot yang terkoyak, sendi-sendi yang terluka, dan tulang yang tak sekuat dahulu, dia harus menghadapi kenyataan betapa "kerasnya" kehidupan sipil.
Navy Seal (viva)

Departemen Pertahanan Amerika pernah menyarankan agar dia masuk ke program perlindungan saksi. Tetapi, jika dia masuk program itu, maka dia akan kehilangan keluarganya, segalanya.

“Komando Seal pernah menawarkan saya pekerjaan menjadi sopir truk di Milwaukee dengan identitas yang baru. Tetapi, hidup saya akan seperti informan mafia, saya tidak bisa menghubungi keluarga atau teman-teman saya. Saya akan kehilangan segalanya,” ujar si penembak.

Dengan kapasitasnya sebagai eks angkatan bersenjata yang dibekali pelatihan bertahun-tahun senilai jutaan dolar, langkah logis bagi para veteran perang adalah menjadi konsultan perusahaan keamanan swasta. Tetapi si penembak sudah tidak ingin lagi mengangkat senjata.

Seperti dalam kisah film, para regu tembak ini ibarat Retired Extremely Dangerous, yang mana teror kematian pada dirinya siap menghantuinya sewaktu-waktu. Kematian dua orang kontraktor perusahaan keamanan swasta, yang juga mantan anggota Navy Seal dan rekan si penembak, di Benghazi membuat dia tersadar bahwa perang akan selalu menghantuinya. (tams/esquire/cir/b1)

PROFIL - Kisah Pembunuh Osama: Ganti Nama Demi Hilangkan Jejak Mantan Suami (bag 2)

Jakarta, LP - Siapa yang tenang menjadi bagian keluarga semacam agen/ intelejen bahkan pembunuh bayaran. Banyak di antara mereka, baik istri atau anaknya terpaksa merubah penampilan, bahkan mungkin jatidiri mereka sendiri.

Rumah Kediaman Osama (gettyimages)
Sama seperti kisah si penembak Osama, ia dan keluarganya hidup penuh ketakutan. Rasa was - was timbul, bahkan tak jarang anak-anak mereka telah dilatih untuk bersembunyi di bak mandi apabila ada tanda-tanda bahaya. Istrinya diajarkan cara menggunakan senapan. Tak hanya itu istrinya juga tahu sudut yang tepat untuk menembak jika ada penyusup yang berusaha masuk ke kamar. Pisau pun sudah disiapkan di laci sebagai rencana cadangan jika sesuatu yang tak dimungkinkan terjadi.

Ada sebuah tas yang sudah disiapkan untuk keadaan darurat jika mereka harus pergi dengan cepat. Tas itu berisi pakaian, makanan, dan kebutuhan lain cukup untuk dua minggu di persembunyian.

Sesaat setelah kejadian penembakan Osama di Abbottabad, Pakistan, kru - kru media mengambil gambar perumahan mereka di Virginia Beach, mengekspos tempat tinggal mereka.

Bahkan si penembak selalu menasehati anak-anaknya agar jangan pernah menyebut nama “Osama”. Ayah si anak menyamarkan identitas mantan pimpinan jaringan teroris Al-Qaeda tersebut dengan nama “poopyface”.
Kini si penembak dan istrinya sudah bercerai namun masih tinggal dalam satu rumah demi menghemat uang.

Mantan istrinya berkata, “Sebenarnya saya ingin mengganti kembali nama belakang saya dan anak-anak, intinya menghilangkan jejak-jejak suami saya demi alasan keamanan semata. Kami masih saling menyayangi”. (tams/esquire/cr/b1)

Selasa, 12 Februari 2013

PROFIL - Kisah Pembunuh Osama: Jadi 'Sniper' Karena Diputus Pacar (bag 1)

Jakarta, LP - Pernahkah kalian mendengar kisah sniper yang mampu membunuh dengan cara berkamuflase?Ya, prinsip dasar bagi mereka 'You have to see, but don't be seen' (Kamu harus melihat, tapi jangan sampai terlihat). Lantas, Apa kabarnya tentara Amerika yang menembak Osama bin Laden?

Kala itu, Presiden Amerika Barack Obama dalam pidatonya di hari Veteran Amerika mengatakan “Seharusnya tidak ada seorangpun yang mempertaruhkan nyawanya demi negara harus berjuang keras demi sebuah pekerjaan, atau rumah, atau perawatan yang layak mereka dapatkan”.

Tetapi pria yang seharusnya diperlakukan bak pahlawan Amerika Serikat karena menghabisi musuh besar negara adidaya itu kini hidup dalam kecemasan, kesengsaraan dan ketidakpastian ekonomi.

Pria, yang kita sebut saja sebagai si penembak, bercerita mengenai kehidupannya setelah melepaskan tiga peluru ke kepala orang yang paling dicari oleh AS.
Berdasarkan pengakuan berbagai sumber dan saksi, si penembak adalah anggota pasukan elit amerika Navy Seal Team 6 yang terakhir kali melihat Osama dalam keadaan hidup.
(ilustrasi)

Lantas apa yang ia dapatkan setelah ia berjuang seperti 'Rambo', si penembak kini hidup tanpa pensiun, jaminan kesehatan, atau bahkan jaminan keamanan bagi dirinya dan keluarganya. Padahal kita berbicara tentang orang yang menembak Osama bin Laden, yang kepalanya dihargai US$25 juta (Rp241 miliar) oleh pemerintah AS.

Diputus Pacar, Lalu Bunuh Osama

Si penembak bercerita bagaimana awalnya dia bergabung dengan Angkatan Laut (Navy) AS. Waktu itu dia baru berumur 19 tahun dan baru saja diputuskan pacarnya. Untuk menghilangkan kesedihan dan patah hatinya, dia bergabung dengan Navy dan memutuskan untuk menjadi seorang penembak jitu atau sniper.

“Jadi sebenarnya, Osama mati karena saya diputuskan pacar,” ujarnya sambil bercanda. Selama mengabdi di Navy, si penembak mengaku sudah menembak 30 lebih orang, tetapi kematian Osama-lah yang mengubah hidupnya. (tams/ Esquire/ CIR)

Minggu, 10 Februari 2013

LINGKUNGAN - Miris, Konflik Gajah Dan Manusia di Riau Makin Meruncing

Gajah tewas diracun (plasa.msn)
Jakarta, LP - Konflik antara manusia dan Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) di Riau makin meruncing. Sedikitnya 15 ekor gajah mati terbunuh di tahun 2012, ironisnya delapan diantaranya berada di kawanan konservasi Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang merupakan wilayah dilindungi. Sementara di tahun 2011 tercatat hanya dua ekor gajah yang mati di Riau.

Akibat konflik itu jumlah populasi Gajah Sumatera menurun. Penurunan ini makin diperparah dengan meningkatnya perburuan ilegal gading gajah. Untuk menanggulangi konflik gajah liar dan manusia yang semakin meningkat, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) melakukan kerjasama dengan Word Wildlife Fund (WWF), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BBKSA) Riau dan Balai TNTN dalam melakukan mitigasi.

Mitigasi atau penghalauan gajah masuk ke pemukiman warga dilakukan dengan mengerahkan Elephant Flying Squad (EFS) atau gajah yang sudah terlatih. EFS merupakan tim penanganan konflik gajah dan manusia, yang akan melakukan patroli mitigasi, pendataan gajah, sosialisasi kepada masyarakat dan juga memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan illegal loging dan keberadaan satwa liar baik.

"Kami memiliki enam gajah EFS untuk membantu menangani konflik gajah dengan manusia di TNTN. Gajah latih kami tentu akan bekerja sama dengan WWF untuk meminimalisir masuknya gajah ke pemukiman," kata Direktur Utama PT RAPP Kusnan Rahmin di Pekanbaru, Sabtu (9/2/2013).

Sementara itu CEO WWF Indonesia, Efransjah mengatakan bahwa pemerintah harus serius menengahi konlik gajah dengan manusia yang semakin meningkat itu. "Harus ada win-win solution untuk menengahi masalah konflik manusia dengan gajah. Kita harus lestarikan gajah sumatera yang merupakan spesies tersisa di Indonesia. Tapi bukan berarti kita membela gajah dari manusia, akan tetapi sebenarnya manusia bisa hidup berdampingan dengan gajah," tegasnya.

Semakin rusaknya hutan dan menyempit daerah wilayah jelajah gajah, menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan konflik terus terjadi. Efransjah juga menyebutkan gajah akan sering turun ke pemukiman warga, dan jika terjadi konflik maka akan menimbulkan korban di kedua belah pihak.
Seekor anak gajah berusaha membangunkan induknya yang tewas diracun (plasa.msn)

Mungkin bila kita lihat siapa yang kejam? Ya manusia. Manusia diberi akal budi paling baik namun terkadang manusia juga suka membunuh mangsa yang bukan dari golongannya, atau bahkan membunuh sesama manusia dengan cara sistematis (tams/okz)

SEJARAH - Sejarah Waffen-SS (Schutzstaffel) Nazi Jerman

Waffen SS
Jakarta, LP -Masih penasaran dengan mesin perang Nazi Jerman Nazi? Mari kita kulik sejenak mesin perang SS yang satu ini yang sempat disegani dunia. Waffen-SS yang memiliki simbol "ϞϞ" adalah unit bersenjata dari barisan pengawal Adolf Hitler dan Partai Buruh Sosialis Nasional Jerman (NSDAP—Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei)  yang ditakuti Schutzstaffel. Pada mulanya, Para anggotanya terdiri atas para pemuda pilihan yang memiliki fisik kuat dan telah teruji kemurnian ras Arya mereka. Unit ini terbentuk dari tiga bagian SS, yaitu :

badge pada kerah divisi relawan SS

    -  Leibstandarte (pasukan pengawal pribadi Hitler);
    -  SSVT (SS-Verfuegungstruppe, atau pasukan khusus tempur SS);
    -  SSVT (SS-Totenkopfverbaende, unitelit tempur dan penjaga kamp konsentrasi SS).

Ketiganya, beserta sebuah unit kepolisian yang dimiliterisasikan, digabungkan di bawah bendera Waffen-SS pada bulan Desember 1940.

Selama Perang Dunia II, kekuatan Waffen-SS membengkak menjadi kira-kira 40 divisi. Akan tetapi tidak semuanya beranggotakan orang Jerman. Ketika jumlah korban semakin meningkat, Waffen-SS menerima para sukarelawan asing untuk bertempur di bawah panjinya. Dimulai dari orang-orang Eropa Barat yang dianggap berkerabat dengan orang Jerman (Skandinavia, Belgia, Perancis, dan Belanda, Hungaria), barisan bersenjata SS ini kemudian dibanjiri oleh para sukarelawan Latvia, Ukraina, Rusia, Cossack, Baltik (seperti Estonia), kaum Muslim Balkan, India, Arab bahkan Indonesia.

Di medan perang, Waffen-SS, terutama divisi-divisi panzernya, sangat disegani oleh lawan maupun kawan. Akan tetapi kebanyakan unit lainnya, terutama yang berasal dari sukarelawan Balkan dan Uni Soviet kebanyakan tidak terpercaya.

(Freies Arabien) Divisi Pejuang Arab
Sekali pun demikian, mereka adalah pasukan elit yang termasuk paling bersemangat dan ulet dalam Perang Dunia II, ujung tombak keperkasaan Nazi Jerman. Agresif dalam menyerang sekaligus gigih dalam bertahan, anggota pasukan ini yang gugur selama perang melampaui pasukan regular Jerman. Sebagai buah hati Hitler, Waffen-SS menjadi pemakai awal mesin-mesin perang terbaik Jerman, tentu dengan harapan memberi hasil yang sepadan. Sejarah mencatat bahwa harapan itu tidak berlebihan. Mulai dari medan nan hijau di Prancis, padang salju di Russia, sampai di jalan-jalan di Berlin yang berantakan, Waffen-SS tampil memukau baik bagi lawan maupun kawan.  (tams/wiki)





Jumat, 08 Februari 2013

POJOK SAJAK - Ruanganku dan Al-Kahfi

Di ruangan itu. Hanya ada saya dan Penciptaku.
Ia, Penciptaku, dzat membeku di tengah ruangan. Diam seperti matahari.
Sementara, saya bergerak seperti bumi. Mencari pintu bernama 'taubatan nasuha' bersama sekelebat cahaya putih; yang manis.

Di samping kami sebuah jendela.
Dibiarkan terbuka begitu saja,
biar tidak terlalu penat udara.

Doa dipimpin hati
yang besok akan dipimpin pula.
Dalam pikiran saya,
tetangga sedang bertanya
tentang apa yang
kami lakukan sekarang.

Saya mau sekejap berhenti berdoa,
lalu menutup jendela.

Jakarta, 2013
(tams)