Selasa, 30 November 2010

NUSANTARA >> Keistimewaan Daerah Yogyakarta

arrumtamsQ, Yogyakarta (30/11) - Sejarawan Universitas Gadjah Mada Prof. Djoko Suryo mengatakan Indonesia memiliki tiga wilayah yang dianggap Istimewa. Ketiga daerah itu yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Aceh, dan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Ketiga daerah itu juga memiliki keistimewaan yang berbeda.

“Kalau DIY, istimewa pada kepemimpinannya. Yakni Sultan sebagai raja sekaligus gubernur,” kata Djoko seperti dilansir Tempo, Selasa (30/11).

Jogja di Malam Hari -- Seorang fotografer sedang mengabadikan gambar di depan kantor pos Malioboro, (11/09) (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)


Karena kedudukan sebagai sebagai raja dan jabatan sebagai gubernur melekat, kata Djoko, jabatan gubernur tersebut langsung ditetapkan atau diangkat, bukan ditetapkan melalui pemilihan.

Sedangkan DKI Jakarta, kata dia, memiliki keistimewaan sebagai wilayah yang menjadi ibu kota negara. Karena keistimewaan itu maka walikota DKI Jakarta tidak juga dipilih. "Melainkan ditetapkan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan," ujarnya.

Sementara keistimewaan Aceh terletak pada penerapan hukum syariah Islam.

Keistimewaan itu, kata dia, tidak akan pernah ditemukan di daerah lainnya.

Sosiolog UGM, Arie Sudjito menilai keistimewaan tiga daerah itu merupakan implementasi dari otonomi khusus.

Ia mencontohkan keistimewaan Aceh. Selain memiliki keistimewaan secara historis, kekhususan Aceh lahir lantaran konflik dengan negara yang berkepanjangan.

Sedangkan keistimewaan DIY, kata Arie, muncul karena beda argumen. Sebenarnya, kata dia, posisi kraton bisa dimasukkan ke dalam tata pemerintahan. Sayangnya, sebelum RUUK DIY rampung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terburu meluncurkan bola panas yang menyebut istilah monarkhi. (tams/tempo)

Minggu, 28 November 2010

Galeri Foto >> Senja di Pantai Petanahan

Menunggang Kuda -- Dengan tarif Rp. 10.000, kita diajak menyusuri Pantai Petanahan di atas pelana kuda, dengan derap kaki kuda melangkah, Rabu (17/11) (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)




Masyarakat Petanahan, Kebumen menikmati libur Iedul Adha sembari menanti senja di Pantai Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (17/11)(arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)


































Mengisi waktu -- Seorang pemancing mengisi waktu liburan dengan memancing di Pantai Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (17/11) (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)

Sabtu, 27 November 2010

NUSANTARA >> Unesco: Candi Muarojambi Berpotensi Menjadi Warisan Dunia

arrumtamsQ, Jambi (27/11) - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (Unesco) menilai situs Candi Muarojambi di Provinsi Jambi berpotensi untuk dijadikan warisan dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan Masanori Nagaoka, pembicara dari Unesco dalam jumpa pers di sela pelaksanaan seminar internasional "Jambi Heritage" di Jambi Sabtu (27/11).

Oleh karena itu, situs Candi Muarojambi perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah agar peninggalan sejarah itu tetap lestari.

"Candi Muarojambi yang diperkirakan dibangun abad XI Masehi itu sudah masuk dalam beberapa kriteria untuk menjadi warisan dunia, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah untuk melestarikannya," kata Masanori.

Dalam penelitian dan kajian yang telah dilakukan oleh Unesco, situs Candi Muarojambi memiliki potensi besar untuk dijadikan warisan dunia.

Pertama, bentuk arsitekturnya yang masih asli, meskipun telah mulai dibangun ulang dan batas-batas wilayah komplek candi yang sangat jelas.

Gandi Muara Jambi (Foto: Google)


Ketika ditanya potensi kegagalan untuk menjadi warisan dunia, Masanori mengaku belum melihat potensi tersebut karena waktu penelitian belum lama dilakukan.

Kegagalan ini bisa terjadi jika karakter situs yang diusulkan tidak mendasar, seperti tidak dikategorikan dalam warisan budaya dan warisan alam.

Hal lain yang menjadikannya gagal adalah tidak jelas batas-batas wilayah situs yang diusulkan dan kurangnya metode yang efektif dalam pengusulan.

Masanori juga minta pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam memilih situs yang akan diusulkan menjadi warisan dunia, keterlibatan masyarakat ini sangat penting.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Didy Wurjanto menyatakan untuk meraih predikat warisan dunia, diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah.

"Perhatian yang diberikan belum cukup maksimal, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten," katanya.

Didy mengaku belakangan ini pemerintah perlahan-lahan sudah memperhatikan adanya potensi Candi Muarojambi sebagai bagian dari warisan budaya, dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik.

Bentuk perhatian itu adalah dengan melakukan pemugaran dan pengangkatan candi-candi yang masih berada di dalam tanah dan pembangunan infrastruktur jalan menuju akses Candi Muarojambi.

Candi Muarojambi yang berada di Kabupaten Muarojambi atau berjarak sekitar 50 Km dari Kota Jambi, menyimpan ratusan candi, sebagian masih terbenam di dalam tanah. (tams/ Ant)

Jumat, 26 November 2010

REGIONAL >> PNS Guru Banyak yang Bercerai

arrumtamsQ, Brebes (26/11) -- Berdasarkan catatan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng), dalam setiap tahun, kasus perselingkuhan yang dilakukan pegawai negeri sipil (PNS) mangalami peningkatan.

(Ilustrasi)


Dari 2009, PNS yang terlibat kasus perselingkuhan hingga mengakibatkan perceraian mencapai 15 orang. Kebanyakan PNS ini berprofesi sebagai guru.

Pada 2010, jumlahnya meningkat menjadi 31 orang. Dari jumlah itu, 19 di antaranya adalah guru juga. Sisanya PNS yang menjabat sebagai staf di dinas/instansi Pemkab Brebes.

Kepala Badan Kepegawaian Daaerah (BKD) Kabupaten Brebes Wisnu Broto mengatakan, tingginya kasus perceraian guru karena jumlahnya di Kabupaten Brebes mencapai 13.659 orang. Tingginnya angka perceraian ini karena adanya faktor ketidakcocokan lagi.

"Sebagian besar yang minta gugat cerai adalah guru PNS perempuan. Ini terjadi karena suaminya telah selingkuh dan ada yang memiliki wanita idaman lain (WIL)," kata Wisnu, Kamis (25/11).

Saat ini PNS yang akan minta gugat cerai harus menghadap pimpinan daerah terlebih dahulu. Hal iti dilakukan untuk menekan tingginya angka perceraian dikalangan PNS, khususnya para guru. (tams/ MI)

Kamis, 25 November 2010

HUMANI : Komunitas Adat Terpencil Butuh Perhatian


arrumtamsQ, Jakarta (25/11) -- Ribuan warga dari Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Provinsi Riau, sangat membutuhkan perhatian, sehingga perlu terus dilakukan pemberdayaan dan pembinaan terhadap mereka.

"Pola pikir mereka masih terkungkung, tapi sebenarnya infrastruktur daerah sudah bisa ditempuh oleh masyarakat luar," kata Kabid Pemberdayaan Dinas Sosial Provinsi Riau, Fadlah Suhaimi Azhar kepada wartawan di Pasir Pengaraian, Selasa (23/11).

EKSPLOITASI SUKU KUBU. Sekelompok Suku Kubu terlihat di perkebunan kelapa sawit Sinar Mas Grup di Desa Talang Bersemi Kecamatan Batang CInaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Sabtu (27/3). Suku Kubu disinyalir telah dieksploitasi pemodal untuk mencari jernang dan labi-labi di Provinsi Riau yang berjarak ratusan kilometer dari tempat hidup awal mereka di pedalaman Jambi. ( ANTARA/FB Anggoro)


Ia menjelaskan, KAT di Riau mencapai 8.544 kepala keluarga (KK) atau 42.720 jiwa yang tersebar di 136 lokasi di Riau, namun sebagian dari mereka sudah mendapat pembinaan dari Dana APBD Kabupaten, Provinsi dan APBN melalui Kementrian Sosial.

Lokasi itu katanya, berada di tujuh Kabupaten di Riau di antaranya Rohul dengan suku Bonai, Bengkalis, meranti, dan siak suku Akit, Indragiri Hulu dan Pelelawan suku Talang Mamak, dan Indragiri Hilir suku Duano atau suku laut.

Sedangkan di Kabupaten Rohul, kata dia populasi KAT mencapai 1.641 KK yang tersebar di Kecamatan Bonai Darussalam dari lima desa dan Kepenuhan dari dua desa.

"Setiap tahunnya tetap dilakukan pembinaan, tapi dana dari APBD Provinsi dan APBN hanya berlangsung selama empat tahun, setelah itu dilanjutkan oleh Pemkab setempat," kata Fadlan.

KAT di Riau yang sudah mendapat pembinaan dan diberdayakan itu, katanya sudah mencapai 4.362 KK di 70 lokasi, Sedangkan yang sedang diberdayakan 185 KK dari 4 lokasi, dan yang belum diberdayakan sekitar 3.997 KK dari 62 lokasi.

Kata dia, dasar perlu dilakukannya pemberdayaan komunitas adat terpencil itu sesuai Undang-undang nomor 11 tahun 2005 tentang Kesejahteraan rakyat dan Keputusan Presiden tahun 1999 tentang pembinaan komunitas adat terpencil.

"Perlu terus dilakukan rapat koordinasi Pokja KAT agar menemukan langkah nyata dalam upaya peningkatan harkat dan martabat warga KAT sebab mereka juga memiliki hak yang sama dengan warga lainnya," tuturnya.

Menurut dia, dengan dilakukan rapat koordinasi dengan berbagai unsur kalangan pemerintahaan itu diharapkan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat KAT dapat terlaksana.

"Misalnya Dinas Kesehatan dapat melaksanakan pemeriksaan kesehatan, Kementrian Agama dapat menempatkan seorang Ustad atau guru agama di lingkungan KAT, sehingga mereka mengerti tentang kesehatan dan agama," ujarnya. (tams/ kompas)

Rabu, 24 November 2010

Nasional: Indonesia Bangun Pusat Keanekaragaman Hayati Terbesar di Asia

arrumtamsQ, Bogor (24/11) -- Pemerintah akan membangun pusat keanekaragaman hayati terbesar di Asia. Rencananya, lokasi keanekaragaman hayati itu berada di kawasan Gunung Halimun.

‘’Kawasan ini memiliki lahan sekitar 100 ribu hektare. Nantinya, kita akan menjadikan kawasan ini sebagai pusat biodiversity (keanekaragaman hayati) terbesar di Asia,’’ kata Menteri Kehutanan, Zulkiflli Hasan, di Lido, Sukabumi, Jabar, Rabu (24/11).

Untuk merealisasikan rencana tersebut, sudah dilakukan upaya pembebasan lahan. Bahkan, ada masyarakat yang memberikan tanahnya secara suka rela kepada pemerintah. Menurut menhut, kawasan tersebut nantinya akan disambung dengan Ujung Kulon yang juga memiliki ratusan ribu hektare lahan dan juga Gunung Salak.

Mengenai kapan program ini akan berjalan, menhut hanya mengatakan akan dilakukan secepatnya. Terkait dengan itu, menhut juga mengajak masyarakat untuk menggalakan budaya menanam pohon. Menurut dia, satu manusia membutuhkan 10 ton oksigen setiap tahunnya. Untuk itu, ia mengimbau agar setiap orang mau menanam pohon untuk memastikan ketersediaan oksigen di bumi.

‘’Bayangkan, kalau seorang manusia hidup 80 tahun maka dia akan membutuhkan 80 tahun dikali 10 ton. Itu banyak sekali. Makanya, kalau bisa satu orang menanam satu pohon setiap satu bulan akan semakin banyak pohon yang menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen untuk dihirup,’’ paparnya. (tams/ Rep)

NASIONAL >> Barang Ilegal : Indonesia Diserang Barang Selundupan

arrumtamsQ, Jakarta (24/11) - Indonesia saat ini dikepung oleh para penyelundup. Hampir semua jenis penyelundupan ada di Indonesia, mulai dari penyelundupan kayu-kayu ilegal yang merusak hutan alam hingga penyelundupan bahan bakar minyak atau BBM.

Ilustrasi ( matanews/ Asep. F)


"Indonesia diserang oleh semua jenis barang selundupan," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (24/11) usai menjadi Pembicara Utama dalam seminar Prospek Ekonomi Indonesia tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Ikatan Bankir Indonesia (IBI).

Menurut Agus, para penyelundup pada dasarnya memanfaatkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang disalahgunakan. Itu antara lain kebijakan subsidi BBM, yang pada akhirnya menyebabkan adanya aliran penyelundupan BBM dari dalam negeri ke kapal-kapal asing, karena rendahnya harga BBM di Indonesia.

"Begitu juga kemudahan untuk memasukan truk bekas dari luar negeri. Ternyata dimanfaatkan dengan memanipulasi data kepabeanan. Masih banyak orang yang berperilaku seperti itu. Pemerintah bukannya tidak mau memberikan keleluasaan, namun tolong jangan ada yang menyimpang seperti itu," ujarnya.

Di sisi lain, perekonomian Indonesia memang sangat sehat. Neraca Pembayaran baik, perbankan sehat, dan demografi ada dalam posisi yang sangat sehat. "Namun, ada banyak yang harus diperbaiki dalam perilaku berbisnis seperti tadi," tegasnya. (tams/ kompas)

Selasa, 23 November 2010

Facebook Ungkap Kebohongan Militer Wanita Israel

arrumtamsQ, Jakarta (23/11) - Banyaknya wanita Israel yang berbohong mengenai kereligiusan agamanya membuat pemerintah setempat menggunakan situs Facebook untuk mengungkapkan kebohongan.

Di Israel, banyak kaum wanita yang mulai enggan melaksanakan wajib militer. Mangkirnya para wanita tersebut kebanyakan menggunakan alasan agama.

Untuk mengungkapkan benar-tidaknya wanita tersebut seorang yahudi religius, pihak militer akhirnya menyewa penyelidik untuk memantau situs jejaring sosial itu. Dan akhirnya berhasil.

Tentara Wanita Israel (Foto: Google)


Mereka mengatakan berkat pantauannya di Facebook, sebanyak 1.000 wanita berhasil diketahui telah berbohong mengenai kereligiusan agamanya.

Seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (23/11/2010), seorang pejabat Israel mengungkapkan pihaknya menemukan seorang wanita yang ketahuan berbohong setelah melihat foto wanita itu membawa sebuah menu dari restoran non halal di Facebook.

Menteri Pendidikan Israel, Gideon Saar mengatakan banyak kaum wanita yang telah mencapai usia wajib militer menyampaikan pernyataan palsu berkaitan dengan agama untuk menghindar dari tugas militer. Saar mengatakan bahwa dirinya tidak mengecam wanita Yahudi yang religius, namun ia mengecam orang-orang yang berpura-pura religius untuk menghindari wajib militer.

Menurut sejumlah sumber militer Israel, 43 persen wanita yang menjalani wajib militer dengan berbagai alasan berusaha lari dari wajib militer. Di antaranya menggunakan alasan agama, bukti medis dan pernikahan. Namun para sumber menekankan bahwa separuh dari klaim wanita tersebut adalah bohong. (tams/ WP)

Senin, 22 November 2010

MOZAIK >> Mari Singkirkan Sampah Kehidupan

arrumtamsQ, Jakarta (22/11) -- Agama Islam sangat menekankan kebersihan, baik kebersihan fisik maupun batin. Cinta Allah, antara lain, dialamatkan kepada orang yang bersih dan menyucikan diri. (QS Al-Baqarah [2]: 222). Setiap Muslim tentu sudah sangat maklum, hadis Nabi yang menyatakan, "Al-Thuhur-u syathr-u al-Iman." (Kebersihan adalah separuh dari iman). (HR Muslim dari Abi Malik al-Anshari).

(Foto: arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)

Untuk bisa hidup bersih dan sehat, kita harus membuang dan membersihkan apa yang dinamakan 'sampah kehidupan' (life garbage). Sampah kehidupan itu banyak sekali, baik dalam diri maupun lingkungan kita. Namun, ada empat yang terpenting.

Pertama, sampah berupa kolesterol atau lemak-lemak tak berguna dalam tubuh kita. Sampah ini timbul karena pola makan yang kurang baik, dan bisa berkembang menjadi toksin (racun) yang dapat mengganggu kesehatan kita. Sampah ini bisa dibersihkan, antara lain, melalui puasa sunah, puasa Senin-Kamis, atau puasa hari-hari terang (Ayyam al-Baydh).

Kedua, sampah pikiran, yaitu pikiran negatif (negative thinking) yang dapat mengganggu kesehatan dan kemajuan kita. Pikiran kumuh, pesimistis, dan pandangan atau kepercayaan yang cenderung melemahkan diri sendiri (limiting believe) tergolong sampah pikiran.

Sampah yang satu ini sangat berbahaya, karena tak ada sesuatu yang paling membelenggu manusia selain pikirannya sendiri. Sampah ini harus dibersihkan, antara lain, dengan cara membangun pikiran baru (mindset) yang positif dan optimistis (husn al-zhann), serta fokus pada kemajuan, bukan pada kemunduran.

Ketiga, sampah relasi sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berkomunikasi dengan orang lain. Namun, dalam berkomunikasi, manusia memerlukan keterampilan tersendiri agar terhindar dari akibat buruk. Ingat, dalam komunikasi itu timbul saling memengaruhi. Emosi negatif bisa memancarkan emosi dan energi negatif pula melalui apa yang disebut 'vibrasi emosi'.

Itu sebabnya, Islam menyuruh agar kita bergaul dan berteman dengan orang-orang baik (shuhbat al-shalihin). Bahkan, sufi terkemuka, Ibnu Athaillah al-Sakandari, dalam bukunya yang sangat kesohor, al-Hikam, melarang kita berteman dengan orang-orang yang tidak inspiratif. Katanya, "La tashhah man la yunhidhuka qauluh-u wa fi`luh-u."

Kempat, sampah berupa dosa-dosa kita. Dosa dan maksiat adalah sampah yang mengotori jiwa dan hati kita. Para sufi sudah sejak lama memandang dosa ibarat polusi atau awan tebal yang menutupi hati-nurani kita. Sampah ini harus dibersihkan dengan tobat, yaitu meninggalkan dosa-dosa, baik besar maupun kecil, dan kembali ke jalan Tuhan. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. Al-Baqarah [2]: 222). Wallahu a`lam. (tams/ Rep)

INFO JAGAD >> Momo Si Anjing Chihuahua Jadi Andalan Polisi Jepang

arrumtamsQ, Jakarta (22/11) - Kelucuan dan keunikan anjing chihuahua membuat orang - orang menggandrungi hewan bertubuh kecil ini. Di Jepang anjing Chihuahua ternyata berhasil menarik simpati aparat kepolisian. Anjing bernama Momo ini sudah dinyatakan lolos ujian untuk bisa bergabung membantu petugas polisi di wilayah barat Jepang.

Anjing Momo Chihuahua (Foto: Google)


Anjing yang bernama Momo ini menurut Kepolisian setempat merupakan anjing pertama dari jenis Chihuahua yang bergabung dengan kesatuan polisi di negara itu. Berat badan Momo yang hanya sekitar 3 kilogram membuatnya berbeda dengan kebanyakan anjing polisi yang umumnya merupakan anjing jenis penggembala asal Jerman.

"Kami sangat jarang melihat Chihuahua bekerja sebagai seekor anjing Polisi," kata seorang juru bicara Kepolisian di Nara, Jepang bagian barat, beberapa waktu lalu.

Momo oleh Kepolisian Jepang disiapkan untuk menjadi bagian tim SAR yang bertugas dalam operasi penyelamatan korban bencana seperti gempa bumi.

Tubuhnya yang kecil diharapkan mampu menyelinap ke tempat-tempat yang terlalu sempit untuk dilalui oleh anjing polisi pada umumnya.

"Kami akan melihatnya bekerja keras dengan memanfaatkan tubuhnya yang berukuran kecil."

Momo yang berusia tujuh tahun akan mulai bekerja bersama kesatuannya pada bulan Januari tahun depan. (tams/bbc)

Minggu, 21 November 2010

TRAVELA >> Temukan Berbagai Keanehan di Museum Sihir di Boscastle

arrumtamsQ (21/11) -- Anda percaya sihir atau penasaran terhadap berbagai hal yang berbau mistik? Di sebuah desa pelabuhan Boscastle, Cornwall, Inggris, Anda bisa menemukan sebuah museum sihir terlengkap di dunia. Ini adalah salah satu museum terpopuler di Cornwall.

Berada di museum ini, Anda akan menemukan beberapa ruangan dengan tampilan pameran yang berbeda. Ada bagian yang ditujukan untuk roda penunjuk tahun Wicca, dewa bertanduk, ibu para dewi, ramalan, lingkaran batu, pesona pelindung, dan buah dudaim.


Museum sihir di Boscastle, Cornwall, Inggris (Foto: Winterspells.com)


Ada juga bagian kecil Satanisme yang menjelaskan perbedaannya dari Wicca (sebuah kepercayaan dari era Neopagan). Bagian kecil ini terdiri dari sebuah medali yang diberikan oleh Gereja Satan.

Museum juga memiliki perpustakaan besar dengan berbagai koleksi buku. Anda bisa menemukan lebih dari 3.000 buku termasuk lembar memo milik Doreen Valiente.

Wanita bernama lengkap Doreen Edith Dominy Valiente adalah seorang Wiccan Inggris berpengaruh yang terlibat dalam sejumlah tradisi awal yang berbeda, termasuk Gardnerianism, Cochranianism dan Coven of Atho.

Museum sihir ini buka pada bulan April-Oktober. Setiap hari Senin-Sabtu buka mulai pukul 10.30-18.00 waktu setempat sedangkan hari minggu pukul 11.30-16.00 waktu setempat. Tiket masuk yang dikenakan untuk orang dewasa 4 euro (sekitar Rp49 ribu) dan anak-anak 3 euro (sekitar Rp36 ribu). (tams/ MI)

Sabtu, 20 November 2010

MUSIC AND VIDEO >> The Zookeeper's Boy | MEW

The Zookeeper's Boy | MEW and Lyric


Are you my lady, are you?
Are you my lady, are you?

If I don't make it back from the city
Then it is only because I am drawn away
For you see, evidently there's a dark storm coming
And the chain on my swing is squeaking like a mouse

So are you my lady, are you?
So are you my lady, are you?
The rain, the rain, the rain is falling down
The cars remain

You're tall just like a girrafe
You have to climb to find its head
But if there's a glitch
You're an ostrich
You've got your head in the sand

In a submersible I can hardly breathe
As it takes me inside, so the light sings
Answer me truthfully, do the clouds kiss you?
With meringue-coloured hair, I know they cannot

So are you my lady, are you?
So are you my lady, are you?
The rain, the rain, the rain is falling down
The cars remain

Santa Ana winds bring seasickness
Zookeeper hear me out
How dare you go?
Cold in the rain

Tall just like a giraffe
You have to climb to find its head
But if there's a glitch
You're an ostrich
You've got your head in the sand

Are you my lady, are you?
Are you my lady, are you?
The rain, the rain, the rain is falling down
The cars remain
I could not be seen with you
Working half the time and looking fine
In cars re-made

(Source by: Google/ yahoo)


(tams)

TRANSPORTASI >> Kurangi Kecelakaan: Kecepatan Kereta Api Diturunkan

arrumtamsQ, Bandung (20/11) - PT Kereta Api Indonesia menurunkan batas kecepatan maksimal semua perjalanan kereta hingga akhir tahun 2010. Langkah ini merupakan upaya mengurangi tingkat kecelakaan KA dan merespons meningkatnya laporan adanya lintasan KA yang patah.

KA. Ekonomi AC Bogowonto (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)

Vice President Corporate Communications PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sugeng Priyono, Kamis (18/11/2010) di Bandung, menjelaskan, dengan menurunkan batas kecepatan, waktu tempuh perjalanan KA rata-rata akan bertambah 75-80 menit.

Waktu tempuh KA Argo, misalnya, akan bertambah 34 menit. Adapun waktu tempuh KA kelas ekonomi bertambah 100- 105 menit serta KA eksekutif dan bisnis bertambah 25 menit.

”Saat ini, tim internal PT KAI sedang mengkaji kecepatan maksimum KA karena diindikasikan terjadinya penurunan kondisi trek. Selama pengkajian, V max (kecepatan maksimum) akan diturunkan,” ujar Sugeng.

Ia menjelaskan, kecepatan maksimal akan diturunkan rata- rata lima persen dari kecepatan awal. Dicontohkan, bila sebelumnya kecepatan maksimal di lintasan Jawa Tengah bagian selatan sekitar 90 kilometer per jam, kini menjadi 80 kilometer per jam.

Menurut Sugeng, dari laporan yang diterima, kerusakan rel kereta api paling banyak terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Penurunan kecepatan maksimum KA akan menimbulkan reaksi dari masyarakat. Namun, menurut Sugeng, PT KAI tidak mau mengambil risiko terhadap keselamatan perjalanan KA dengan kondisi trek saat ini. (tams/ kompas)

Jumat, 19 November 2010

REGIONAL >> Surono: Yogyakarta Aman Bagi Wisatawan

arrumtamsQ, Yogyakarta (19/11) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang aman untuk dikunjungi wisatawan.

Wisatawan sedang mangambil gambar Kantor Pos Jogja (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)


"Terlalu naif jika ada orang mengatakan Yogyakarta merupakan daerah yang berbahaya akibat letusan Gunung Merapi," katanya di sela diskusi tentang dampak letusan Gunung Merapi terhadap pariwisata Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat (19/11/2010).

Menurut dia jika Yogyakarta tidak aman, ahli-ahli kegunungapian dari seluruh penjuru dunia tidak mau datang ke daerah tersebut untuk turut memantau aktivitas Gunung Merapi.

"Kalau Yogyakarta tidak aman, Amerika Serikat pasti akan mengeluarkan `travel warning` dan tidak mengizinkan peneliti mereka memantau Gunung Merapi," katanya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan semangat `Yogyakarta Aman` harus disuarakan oleh para pelaku industri pariwisata Yogyakarta.

"Optimalkan peran `public relation` untuk mempromosikan pariwisata Yogyakarta yang tengah terpuruk akibat pencitraan media massa," katanya.

Selain itu, ia mengatakan ditutupnya Bandara Adisutjipto hendaknya jangan dijadikan alasan bagi hotel-hotel untuk menolak kedatangan wisatawan ke Yogyakarta.

"Seharusnya hotel menawarkan alternatif rute lain bagi wisatawan yang akan mengunjungi Yogyakarta melalui Bandara Adisoemarmo Solo dan Bandara Ahmad Yani Semarang," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api (KA) Daerah Operasi (Daop) VI untuk mengoptimalkan KA Prambanan Ekspress.

"Selama Bandara Adisutjipto ditutup dan penerbangan dialihkan ke Bandara Adisoemarmo Solo, tentunya wisatawan membutuhkan moda transportasi yang mampu mengakomodasi mobilitas mereka antara Yogyakarta-Solo," katanya. (tams/ Ant)

Kamis, 18 November 2010

REGIONAL >> Pengungsi Merapi: Jual Sapi ke Pemerintah Berbelit-belit

arrumtamsQ, Yogyakarta (18/11) - Meskipun mendapat tawaran harga yang pantas, sejumlah pengungsi menolak menjual sapi-sapinya kepada pemerintah. Mereka menolak menjualnya lantaran transaksi dengan pemerintah acapkali dianggap terlalu berbelit-belit dan membutuhkan proses cukup panjang.

Sapi Hewan Kurban (arrumtamsQ/ Ullifna Tamama)


Karena itu, Triswarno, (50), warga Dusun Boyong, Pakem, Sleman menjual dua sapinya itu kepada warga lain. Meski diakuinya harga yang ditawarkan oleh pembeli sapinya itu lebih rendah dari harga yang dipasang pemerintah.

"Dua sapi saya mau dibeli sama pemerintah. Harganya Rp 20 juta. Per ekornya dijual Rp 10 juta. Tapi duitnya harus nunggu sampai tiga bulan, baru cair," kata Triswarno, Kamis, (18/11), kepada wartawan, saat bincang-bincang di lapangan Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Sementara, pembeli sapinya yang berasal dari Mlati itu hanya menawarkan harga di bawah pemerintah, yaitu sebesar Rp 17,5 juta. Lebih murah Rp 2,5 juta.

"Memang harganya lebih murah dari pemerintah. Tapi saya bisa dapat duitnya lebih cepat. Kalau dijual ke pemerintah terlalu berbelit-belit. Soalnya kan banyak yang urus. Jadi saya takut dikorting. Dapetnya ya nggak segitu itu. Biasanya yang sudah-sudah begitu," tutup Triswarno.
(tams/ tribun)

Rabu, 17 November 2010

Laporan KKL PosKota


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pemegang segala kuasa langit dan bumi, karena atas rahmat dan hidayahNya penulis dapat melaksanakan kegiatan dan menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Harian POS KOTA. Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Penulis telah mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan dunia kerja jurnalistik dengan mendalam.

Penyusunan laporan ini ditulis secara sistematis dan terbagi dalam 5 Bab terpisah. Penyelesaian laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberi inspirasi dalam berkarya, beribadah dan menjalani hidup ini.
  2. Kedua Orang Tuaku Muh. Fadil dan Endaryati Dariroh. Terima kasih atas kesabarannya merawatku hingga saat ini, walau terkadang aku sedikit acuh terhadap ilmu yang telah kalian berikan. Buat Babehku, makasih pinjeman laptopnya, maaf ni agak error dikit laptopnya.
  3. Adikku Kaukabus Syifa, terima kasih sudah sabar.
  4. Ibu Hj. Mulharnetti Syas, selaku Ketua Jurusan Ilmu Jurnalistik, terima kasih atas segalanya..

  1. Pak Eko Suprihatno, terima kasih atas bimbingannya dan atas pengalaman yang telah diberikan.
  2. Segenap redaksi harian POS KOTA. Pemimpin redaksi POS KOTA Gunawan Eko. Asisten Redaktur Pelaksana Pak Rahmat Satria. Redaktur kriminal Pak Syahdu Utoro/ Ook. Mbak Irda. Pak Susilo, Bang Hasan, Bang Yahya, Bang Deny, Guruh, Mas Helmy, Pak Rinaldi, Pak Warto, Pak Harto, Pak Wanto, Pak Raffles, Pak Nasrul, Pak Tiyo, Bang Silaen, Pak H. Kamsul dan Mas Adin.
  3. Wartawan senior POS KOTA.
  4. Anak - anak Magang/ KKL di POS KOTA (Heri, Catur, Vebri, Rizki. K, Joenathan, Abu S. Pane, Dani Arif), tetep pantau 86 monitor.
  5. Arum Nining Lestari atas segala kebaikan dan kesabarannya dalam membimbingku.
  6. Kawan – kawan Kosan, Anto, Muh. Catur N. S, Herry“komandan”F, Joko Sedayu (Joenk), Racmad Wijaya (Mbe), Yudi (Sapi), Ikbal, Rizki. K (Bule), Rara, “R”angga Pe”r”mana, Vebri, Doni, Luki, Joenathan, Dani, Ragil, Kamplenk.
  7. Seluruh kawan – kawan KKL Cetak 09 khususnya, Tathi, Ike, Echa, Keket, Aris. Aku lihat semangat kalian dalam menyukseskan Pameran KKL Cetak 09.
  8. Seluruh teman – teman di sekretariat Kaphac 32 dan Caterva, terima kasih sudah memberi tempat untuk penulis untuk sejenak beristirahat.
  9. Seluruh teman – teman di Himajur, terima kasih atas semuanya.
  10. Seluruh penggemar “tamsQ” di Kampus IISIP.
  11. Seluruh teman – teman di BEM IISIP periode 2008 – 2009, (Adang, Ricky, Eki, SoHokGi, Sapta, Emak Dahlia), terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dan ketabahan yang telah kita jalani bersama.
  12. Seluruh teman – teman di KM – IISIP.
  13. Seluruh rekan – rekan “South Jakarta Journalist”, di Polres Jakarta Selatan: Benno (vivanews.com), Yudha (Berita Kota), Temy & Wawan (Lampu Hijau), Mas Budi & Jikri (Trans Tv), Bule (Trans 7), Adit (Indosiar), Bang Imal & Heri (Metro Tv), Sabran (Warta Kota), Amir (Tempo), Isa (SCTV), Kiway (SCTV), Hendra (Jak Tv).
  14. Dan semuanya yang telah membantu selesainya laporan KKL ini baik langsung atau tidak langsung, dan baik materi maupun non materi.

“Aku bekerja karena terinspirasi. Dan aku terinspirasi karena bekerja. Jadi tidak ada waktu untuk menunggu inspirasi, semangaaaaaaaat.........”

Jakarta, 24 Juni 2009

Penulis,

Ullifna. T


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................. 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................... 5

B. Tujuan KKL........................................................ 8

C. Manfaat KKL.......................................................9

BAB II

TENTANG POS KOTA

A. Profile dan Sejarah POS KOTA........................... 11

B. Struktur Organisasi............................................ 21

C. Fungsi dan Tugas Bidang Redaksi....................... 22

D. Flow Of News POS KOTA................................... 24

E. Isi Redaksi.......................................................... 28

BAB III

PELAKSANAAN KKL

A. Aktivitas/ Kegiatan Yang Diikuti........................ 32

B. Keterampilan Yang Diperoleh............................. 35

BAB IV

ANALISA

A. Analisa Manajemen............................................. 41

B. PIRO ( Peoples, Ideas, Resources, Objective)...... 47

C. Analisis Alur Berita............................................ 50

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................... 51

B. SARAN............................................................... 52

LAMPIRAN............................................................................... 54

TENTANG PENULIS................................................................. 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dahulu media massa dapat dikatakan mampu menginformasikan setiap peristiwa, permasalahan dan gejala yang ada di masyarakat baik kepada pembaca, pendengar serta penontonnya. Walau komunikasi satu arah yang selalu menghasilkan umpan balik yang terbuka masih sering terjadi.

Setelah tumbangnya orde baru dan berganti ke era reformasi kebebasan menyampaikan pendapat benar – benar dapat dirasakan terutama di bidang jurnalistik. Kebebasan jurnalistik sangat dirasakan saat Departemen Penerangan dibubarkan.

Hal tersebut nampak dengan industri media massa yang menjamur setelah zaman reformasi berjalan. Baik media cetak, televisi, radio bahkan media online berusaha menjadi yang terdepan dalm penyajian informasi terhadap masyarakat. Pada tahun pertama dan kedua masa reformasi saja bisa disebut di setiap Pulau Jawa setidaknya terdapat 10 perusahaan penerbitan pers baru dengan komposisi 70 persen terbit mingguandan 30 persen terbit harian.[1]

Media massa elektronik maupun cetak merupakan media yang berfungsi memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Akan tetapi media cetak mempunyai beberapa kelebihan dibanding media elektronik yaitu dalam hal cara penyampaian informasi. Salah satu keunggulan sistem cetak jarak jauh adalah kemampuannya dalam memangkas dan bahkan menghilangkan dimensi ruang dan waktu.[2]

Selain itu media cetak juga mampu menceritakan sebuah peristiwa dengan tulisan dan memiliki efek positif dengan membaca. Tidak hanya itu, media cetak juga mampu menyuguhkan sesuatu yang tidak dimiliki media lain seperti penulisan feature, kolom, tajuk rencana, opini dan ada juga rubrik yang mampu membuat pembacanya dekat dengan media cetak tersebut.

Hal tersebut yang melatar belakangi penulis mengambil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di media cetak. Sebab dalam KKL media cetak penulis mampu belajar teknik – teknik penulisan berita yang menjadi dasar bagi seorang wartawan. Selain itu KKL merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa Ilmu Jurnalistik untuk mengambil mata kuliah selanjutnya yaitu seminar dan skripsi. KKL juga dapat menjadi landasan atas penilaian dosen ataupun penilaian dalam hal praktek di dunia pekerjaan jurnalistik yang sesungguhnya di kemudian hari.

B. Tujuan KKL

KKL merupakan mata kuliah prasyarat yang memiliki bobot 3 SKS. KKL juga merupakan mata kuliah prasyarat untuk mengambil mata kuliah seminar dan skripsi bagi setiap mahasiswa IISIP Jakarta.

Mata kuliah KKL bertujuan agar mahasiswa mampu melaksanakn teori Ilmu Jurnalitik yang sudah diperoleh dari setiap dosen di kelas, serta dapat menjalankan tugas dan keja jurnalistik yang sesungguhnya di media massa, baik media cetak ataupun media elektronik.

Selain itu penulis yang dalam hal ini melakukan kuliah KKL khususnya KKL Cetak bertujuan untuk memahami cara kerja wartawan media cetak. Sehubungan penulis melakukan KKL Cetak di harian Pos Kota, penulis juga ingin mengetahui bagaimana:

§ Tahapan pra cetak pada harian Pos Kota.

§ Prasarana apa saja yang ada dan digunakan dalam tahap pra produksi cetak Pos Kota.

§ Tim redaksi yang terlibat dalam pembuatan berita di Pos Kota.

§ Menjalankan tugas dan kewajiban praktek dari Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, yang merupakan salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa.

§ Mempraktekan ilmu secara materi dan teori yang telah didapatkan dalam perkuliahan.

§ Memperoleh pengalaman praktis dan wacana aplikasi untuk membandingkan konseptualisasi praktis tersebut.

§ Mencoba mengadakan praktek lapangan secara langsung dengan mengadakan liputan ke lapangan menemui narasumber dan peristiwa yang terjadi langsung.

§ Mencoba mengadakan penelitian sesuai dengan apa yang sudah didapat ini secara teori untuk dipraktekan di tempat KKL yaitu Pos Kota.

§ Meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam menciptakan mental yang baik.

§ Menjadikan masukan dan bahan evaluasi sejauh mana paket pendidikan yang telah diterapkan di IISIP Jakarta.

C. Manfaat KKL

Bagi penulis kegiatan KKL bermanfaat untuk lebih memahami kegiatan jurnalistik seperti mencari, mengumpulkan, serta menyebarluaskan karya jurnalistik khususnya dalam berita cetak dengan bantuan praktisi yang sudah ada di tempat dimana penulis melakukan KKL tersebut. Selain itu KKL juga bermanfaat untuk mendapatkan pengalaman tentang bagaimana cara – cara yang baik dalam membuat karya jurnalistik.

BAB II

PROFIL SURAT KABAR HARIAN POS KOTA

A. Sejarah Berdirinya Pos Kota

Awal mula berdirinya Pos Kota diawali dengan kemauan beberapa wartawan untuk membuat media surat kabar cetak yang khas pada tahun 1969. Lalu beberapa tersebut berkumpul dan membicarakan sesuatu gagasan da rencana yang menginginkan suatu warna yang beda dalam media surat kabar cetak yang ada. Saat itu Harmoko dan kawan – kawan sudah tidak bekerja lagi di Harian Merdeka dan mereka mendirikan koran mingguan Trisakti pada tahun 1968. Pada saat itu muncul ide untuk membuat surat kabar harian dan mereka menginginkan sesuatu yang beda dari media cetak yang lain yang pada umumnya surat kabar lain lebih berorientasi pada politik. Mereka berpikir jika harian mereka memiliki konsep yang sama dengan media lain maka akan sulit menarik pembacanya, karena segmentasinya sudah penuh.

Setelah rencana itu sempat tetahan, Harmoko dan rekan – rekan seperti Abijasa, Harsono yang saat itu tergabung di PWI Jakarta berencana mendirikan suatu penerbitan baru. Dan Harmoko berpendapat bahwa dalam pembentukan sebuah media harus memiliki modal dan landasan yang kuat agar tidak berhenti di jalan sehingga bisa hidup berkesinambungan. Dan akhirnya Harmoko menerbitkan semacam surat kabar komunitas yang segmentasinya masyarakat menengah ke bawah.

Para pendiri tersebut menginginkan berita – berita yang disajikan juga menggunakan gaya bahasa yang sederhana, namun mempunyai daya pikat bahasa yang diterima oleh lapisan masyarakat lapisan menengah ke bawah. Selain bahasa, surat kabar tersebut juga menampilkan gambar atau foto – foto peristiwa yang ada dalam masyarakat sekitar (kota). Dan dari situ muncul keinginan yang menggambarkan kesederhanaan maksud dan tujuan pembuatan media tersebut.

Para pendiri juga merealisasikan keinginannya tersebut dan bersepakat mendirikan suatu yayasan yang bernama Antar Kota pada tanggal 5 Februari 1970. Tujuan didirikan yayasan tersebut tidak lain untuk mengembangkan usaha di bidang pnerbitan dengan menerbitkan buku – buku umumdan karya sastra yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Selain buku – buku dan karya sastra, yayasan tersebut juga menyediakan bahan – bahan dan penyelenggaraan publisitas seperti pembuatan poster, brosur, plakat dan segala sesuatu usaha yang searah dengan tujuan yayasan. Selain itu yayasan tersebut didirikan juga bermaksud menjadi konseptor dalam hal produksi dalam suatu karya seperti pentas pemanggungan, hiburan umum, pameran seni rupa dan pembuatan film.

Para pendiri yayasan tersebut diantaranya Yachya Suryawinata, Harmoko, Tahar, S. Abijasa dan Pansa Tampubolon. Diantara mereka merupakan wartawan ibu kota yang bertaraf nasional. Dan selebihnya merupakan kalangan pebisnis namun memiliki perhatian di dunia jurnalistik.

Niat dan langkah Yayasan Antar Kota juga mendapat dukungan dan bantuan yang tidak sedikit dari dari seorang perwira menengah Angkatan Darat (AD), yang saat itu bertugas sebagai Asisten III Komando Daerah Militer V/ Jayakarta. Perwira tersebut juga menyediakan rumahnya sebagai keperluan usaha yayasan tersebut. Dari ruangan paviliun rumahnya yang berukuran empat meter persegi tersebut diguanakan sebagai tempat tata usaha dari surat kabar yang akan diterbitkan itu. Selain itu perwira tersebut juga memberikan ruang keluarga yang besar yang digunakan untuk keperluan persiapan naskah berita termasuk penyusunan lay out. Tidak hanya fasilitas fisik bangunan saja yang diberikan oleh perwira tersebut, tetapi dirinya juga mengizinkan dipakainya meja – meja, kursi dan mesin ketik miliknya.

Kala itu Harmoko diundang oleh Bachtiar Djamili, seorang pemimpin surat kabar harian Operasi yang turut undangan lain serombongan wartawan Malaysia di rumahnya.Dalam acara tersebut Harmoko juga bertemu dengan rekan – rekan lain sehingga terjadi dialog dengan beberapa utusan wartawan dari Malaysia. Salah satu utusan yang bernama Melan Abdullah berdialog dan membahas tentang rencana Harmoko dan kawan- kawan untuk membuat media baru yang diperuntukkan untuk khalayak Jakarta. Dan dari dialog tersebut muncul ide untuk membuat nama sebuah media. Dalam dialog tersebut Melan mendukung rencana tersebut dan mengusulkan sebuah nama Kota Pos untuk media tersebut. Ternyata nama media yang diusulkan tersebut ada kaitannya dengan bahasa Inggris yaitu City Pos.

Pada suatu pertemuan para pendiri Yayasan Antar Kota, usulan nama tersebut kembali muncul dan mereka membahas masalah nama yang digunakan pada surat kabar tersebut. Sehingga timbul gagasan bagaimana kalau nama Kota Pos dibalik menjadi Pos Kota. Dan akhirnya secara kekeluargaan mereka menyetujui nama Pos Kota sebagai nama media harian mereka. Menurut mereka nama tersebut merupakan penjabaran dari ide tentang keinginan menyampaikan berbagai informasi, bisa dikatakan semacam pos yang diketahui merupakan sarana yang dilakukan orang untuk menyampaikan pesan, berita dan peristiwa, sedangkan kata “kota” merupakan bagian penggalan dari nama yayasan tersebut.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai logo surat kabar terebut. Yachya Suryawinata mengusulkan agar lambang Kota Jakarta (Tugu Monas) diletakkan pada huruf O dari kata “Kota.” Hal itu dimaknai sebagai lambang untuk memperkuat maksud diterbitkannya surat kabar yang mengambil ciri khas penyajian berita perkotaan yang diperlukan warga Jakarta.

Desain logo Pos Kota dengan ciri gambar Tugu Monas tersebut kemudian dikerjakan oleh seorang kartunis bernama Soebagjo Prodjoatmodjo. Dalam pembuatannya Harmoko memberi koreksi pada desain logo tersebut. Menurutnya konsep awal desain gambar Monas tersebut dianggap kegemukan sehingga perlu dirampingkan. Koreksi lainnya yaitu pada huruf O pada kata “Pos” yan diubah menjadi warna raster. Desain logo karya Soebagjo inilah yang akhirnya dipakai sebagai logo harian surat kabar Pos Kota hingga saat ini.

Sasaran dan tujuan harian ini adalah untuk mencerdaskan lapisan menengah dan bawah dengan membawa sebagai penerangan, mendidik dan memberi hiburan sehat. Kedua, untuk memberikan penerangan yang jelas dan benar tentang berbagai masalah aspek kehidupan dan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dengan menjadikan Pos Kota sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat serta wadah kontrol sosial yang efektif.

Sebelum koran perdana Pos Kota diterbitkan, rekan – rekan lain mempercayakan Harmoko untuk bertanggung jawab terhadap perencanaan isi koran tersebut. Kemudian Harmoko membuat semacam survey kecil – kecilan untuk mengetahui selera pembacanya. Survey tersebut diawali saat ia bepergian ke Tanjung Priok. Lalu ia menanyai orang – orang yang dijumpainya tentang koran apa yang mereka ingin baca. Survey juga dilakukan di tempat lain, seperti Senen, Tanah Abang dan Jatinegara.

Dalam rapat persiapan, Harmoko juga mengisyaratkan bahwa isi koran tersebut harus berbeda dengan surat kabar lain. Dan akhirnya terbit suratkabar perdana Pos Kota dengan oplah 3500 eksemplar. Dan pada saat itu terbentuk redaktur diantaranya: Harmoko, Tahar, Abijasa dan Harsono. Sedangkan reporternya antara lain: Sjahroni, Dahlan Rafii, Ibnu Suroyo, Hasan Basri, Buyung Sachri, Sudibyo, Is Anwar, Zaenal Abidin, Imam Subardi, Hadi Kamajaya dan Soetjipto R. S.

Setelah terbit perdana masyarakat menerima kehadiran koran tersebut. Hal itu ditandai dengan naiknya oplah sebesar 30 – 60 ribu eksemplar. Kenaikan itu dirasakan sebagai modal utama. Dan dalam beberapa waktu Pos Kota sudah mampu membayar kertas dan ongkos percetakan.

Namun seminggu setelah terbit beragam tanggapan masuk, diantaranya kalangan pers. Bahkan mereka mempertanyakan, “ini jurnalisme apa?” Menteri Penerangan waktu itu juga berkomentar senada dengan yang lain. Lalu Harmoko hanya menjawab, “Pokoknya kalau bukan golongan menengah bawah lebih baik jangan baca.” Bulan – bulan pertama memang memprihatinkan pada usaha penerbitan tersebut. Bahkan masyarakat bersikap sinis. Ada kecenderungan masyarakat yang menilai harian Pos Kota merupakan harian porno, cabul, koran tukang becak dan bahkan kalangan pers menilai koran tersebut dianggap tidak intelektual.

Namun dibalik kontroversi tersebut ada kalangan pemerintah yang mendukung usaha dan cita – cita harian tersebut. Salah satunya Gubernur DKI Jakarta saat itu yang merespon positif dan berkeinginan adanya suatu harian yang dapat memberitakan masalah – masalah ibu kota yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam edisi perdana (Rabu, 15 April 1970), Pos Kota memberitakan sambutan Bang Ali atas terbitnya koran tersebut dengan judul “Bang Ali: Djakarta Diperkaya Denagn Pos Kota,” dan menjadikannya berita utama. Menurutnya, sesuai dengan namanya diharapkan Pos Kota menjadi berita yang menarik dan dapat dipercaya bagi mereka yang ingin mengikuti perkembangan Kota Jakarta. Selain itu, dalam edisi perdana Pos Kota juga mengemas tulisan bersambung “Tjerfana” (Tjerita Bersambung Fakta Analisa) tentang, “Omar Dhani dalam incaran spion komunis.”

Dalam masa tahun pertama, surat kabar ini mendapat “berkat” dengan berita yang intensifnya dan liputan non – stopnya tentang bayi ajaib Cut Zahara Fona dan berita kematian (terutama foto jenazah), tokoh proklamator Bung Karno (tiras naik hingga 21. 000 eksemplar).

Dasar berita yang ditoonjolkan dari Pos Kota berdasarkan atas pokok – pokok perhatian surat kabar ini. Pada umumnya berita – berita yang ditampilkan merupakan masalah kepentingan masyarakat (human interest) yang ringan seperti kejahatan dengan berbagai akibatnya, ditambah dengan berbagai macam berita kecelakaan dengan tekanan kuat pada informasi masalah perkotaan yang aktual.

Sumber berita utama harian ini dalam mencari informasi tentang kejahatan adalah markas kepolisian menurut tingkatannya dan kantor instansi perintahan kota. Hal itu dilakukan agar berita – berita yang dimuat menunjukan bahwa ada dan terjadi hal – hal demikan (faktual).

Pemberitaan tersebut diharapkan mampu menyadarkan dengan fakta – fakta dari sebuah peristiwa, dan dapat digunakan sebagai koreksi diri ke arah lebih baik bagi pembacanya. Dan sehubungan dengan ide dasar terbitnya harian ini, maka perhatian berita – beritanya bersifat ringan. Apalagi ide dasar tersebut dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat bawah Kota Jakarta yang menjadi sasaran utama harian tersebut. Dan tidak dipungkiri timbulnya pertanyaan bagaimana Pos Kota memiliki kekhasan daripada media lain yang lebih banyak mengusung berita politik, ekonomi, sosial dan sebagainya dengan penggunaan bahasa yang umumnya baku bagi kalangan jurnalistik.

Dalam hal diatas, kebijakan redaksi Pos Kota terlihat menjadi mottonya yaitu Harian Independent. Motto tersebut memberikan arti tidak terikatnya harian ini dengan golongan atau kekuatan sosial politik tertentu.

Sisi lain yang unik adalah bagaimana pemasaran surat kabar tersebut. Dengan tetap memperhatikan tujuan dan sasaran berita – berita yang ada, maka permulaan terbitnya harian Pos Kota langsung dipasarkan oleh para pendiri dan pengasuhnya yang mereka bawa ke pasaran dengan jumlah tertentu untuk dijual. Pada tiga hari pertama koran tersebut dibagikan secara gratis di tempat – tempat strategis atau di tempat dimana banyak berkumpul anggota masyarakat.

Dalam hubungan antara kelayakan pemasaran usaha tersebut(jumlah tiras), dengan isi berita, pimpinan surat kabar selalu melihat perkembangan selera masyarakat dengan memperlihatkan kepentingan – kepentingan, kebutuhan – kebutuhan seiring dengan mengingat tingkat pendidikan masyarakat harian tersebut. Salah satu strategi yang dilakukan dengan mengadakan penelitian sederhana secara langsung dalam waktu tiga bulan pada masyarakat.

Sepenggal cerita tentang perjalanan Pos Kota tersebut menunjukan komitmen dan sekaligus menjadi kekuatannya, yaitu bagaimana kemampuannya membaca dan menerjemahkan kebutuhan informasi serta selera pembacanya. Dengan isi berita – berita yang ringan, dekat dengan kehidupan masyarakat bawah, penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti sehingga seperti menceritakan realita kehidupan Kota Jakarta. Selain itu bentuk wajah yang di blow up sehingga terkesan unikpada berita kota yang khas dan dikembangkannya kebiasaan cek dan ricek tentang suatu berita.

Hingga saat ini hal tersebut terus dilakukan dan dikembangkan dengana mengurangi bahasa slank, peningkatan kemampuan peliputan berita, sistem rekruitmen yang semakin selektif dalam kaitannya dengan pengadaan dan pembinaan sumber daya manusia. Demikianlah sejarah singkat lahirnya Pos Kota.

B. Struktur Organisasi Pos Kota

Pemimpin Umum/ Pemimpin Perusahaan : H. Tahar

Wakil Pimpinan Perusahaan : Hj. Nurmali Muslim MBA.

Wakil Pimpinan Umum : H. Sofjan Lubis, H. M. Syukri Burhan

Pemimpin Redaksi : Gunawan Eko Prabowo

Wakil Pemimpin Redaksi : Didi Karpadi

Redaktur Pelaksana : Binsar Aritonang, Toto Arianto

Sekretaris Redaksi : H. Soesilo Arienanjaya

Redaktur Senior : H. Gunarso Ts, Nelson Siahaan

Asisten Redaktur Pelaksana : Masana Ginting, Rahmat Satria

Redaktur : Sakti Sawung Umbaran, H. Keliek Siswoyo, Sugeng Indarto, H. Raffles Lesmana, H. M Dirham Sabirin, Nicolas Karundeng, H. Agus Wahyudin, Dimas Supriyanto

Asisten Redaktur : H. Syamsir Bastian, Irdawati, Sutiono, Syahdu Utoro, Dhika Kamesyawara.

Kepala Bagian Iklan : H. Hadjar Sumiarso

Wakil Kepala Bagian Iklan : Ali Husodo

Kepala Bagian Pemasaran : Risyur St. Bongsu

C. Fungsi dan Tugas Bidang Redaksi

1. Pemimpin Redaksi

§ Memimpin bagian redaksi

§ Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan kegiatan kerja redaksi sehari – hari

§ Mengawasi seluruh isi rubrik Pos Kota yang dipimpinnya

2. Redaktur Pelaksana

§ Memimpin langsung aktivitas peliputan

§ Memimpin langsung pembuatan berita para wartawan dan redaktur

3. Redaktur

§ Bertanggung jawab atas isi rubrik berita yang dipercayakan padanya untuk diolah

§ Enentukan, menyeleksi dan mengedit naskah, tema dan judul yang akan dimuat pada rubrik

4. Reporter

§ Mencari berita atau sumber berita dalam bentuk peristiwa atau pendapat

§ Membuat naskah berita setelah endapatkan bahan berita

§ Membuat foto berita jika memungkinkan

5. Sekretaris Redaksi

§ Mempersiapkan segala keperluan bidang redaksi

§ Menyiapkan dokumentasi serta perpustakaan

§ Menyiapkan biaya keuangan peliputan para anggota redaksi

§ Menyiapkan keperluan surat – menyurat yang diperlukan redaksi

D. Flow Of News Pos Kota



Keterangan Bagan Alur Pos Kota

Tahapan pertama pada alur berita Pos Kota adalah pengadaan naskah berita. Wartawan menemui narasumber atau meliput sumber berita yang terdiri dari sumber berita pendapat dan peristiwa. Kemudian dari sumber berita tersebut wartawan mengubah bahan berita menjadi naskah berita.

Kemudian, naskah berita tersebut dibuat menjadi copy berita, yang selanjutnya dikoreksi oleh redaktur. Jika redaktur merasa naskah berita yang dibuat masih dirasa perlu dilengkapi, maka reporter berkewajiban melengkapi berita tersebut. Biasanya, bila reporter merasa datanya belum lengkap, repoter mencoba mengkonfirmasi kebenaran data melalui fasilitas telepon yang tersedia di kantor. Setelah itu reporter kembali mengedit naskah beritanya.

Setelah proses itu dijalankan redaktur menyerahkan hasil naskah berita yang sudah matang tersebut kepada redaktur pelaksana untuk dinilai kelayakannya dimuat atau tidaknya. Selain itu redaktur pelaksana juga menentukan penempatannya pada halaman surat kabar.

Setelah melewati bagian redaktur pelaksana, sentuhan akhir proses editing naskah berita ada di tangan pemimpin redaksi. Secara sekilas, pemimpin redaksi (Pemred), mengawasi seluruh isi berita agar tidak keluar, terutama dengan visi dan misi Pos Kota. Karena pemred yang memiliki peranan utama dalam kelayakan suatu berita untuk dimuat di halaman surat kabar.

Lalu hasil editan berita tersebut diserahkan ke bagian pra cetak untuk diatur tata letaknya (lay out) dan dibuat semacam dummy. Dummy tersebut yang selanjutnya dikirim ke percetakan yang kemudian dicetak untuk dijadikan surat kabar. Setelah itu didistribusikan melalui agen, sehingga Pos Kota dapat sampai ke tangan pembacanya.

E. Isi Redaksi

Karakteristiksurat kabar harian Pos Kota adalah sebagai berikut:

1. Nama Surat Kabar : Pos Kota

2. Waktu Terbit : 6 hari dalam seminggu

3. Bahasa : Bahasa Indonesia

4. Lingkup Bahasan : Kriminal, Perkotaan, Nasional, Olahraga dan Sosial budaya

5. Segmentasi Pembaca : Kelas Menengah Bawah dengan Usia 10 – 70 tahun

6. Jumlah Halaman : Minggu = 24 hal, Senin = 20 hal, Selasa = 24 hal, Rabu/ Kamis/ Jum’at = 28 hal

7. Jenis Kertas : Kertas Koran

8. Ukuran Kertas : 5 MM x 35 MM (8 kolom)

9. Cetak : 300. 000 eksemplar

10. Penyajian Tulisan : Berbentuk Indepth, Spot dan Reportase

11. Rubrikasi : Nasional, Metro, Rileks, Persada, Jakut, Jaksel, Jakbar, Jakpus, Jaktim dan Olahraga

12. Wilyah Peredaran : Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan sebagian wilayah Sumatera.

Onong Uchjana Effendy M. A mengatakan, surat kabar sebagai lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi, mempunyai ciri – ciri terbit secara periodik, bersifat umum, aktual, mengenai apa saja dan darimana saja diseluruh dunia yang mengandung nilai untuk diketahui masyarakat pembaca.3

Surat kabar merupakan media komunikasi massa yang banyak memuat serba – serbi pemberitaan meliputi bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan dan keamanan.4

Adapun pengertian berita sebagai produk wartawan dalam kegiatan jurnalsitik, ada baiknya kita lihat pula batasan berita yang dikemukakan George C. Bastian (Djafar G. Assegaf, 1991: 22 – 23) dalam bentuk “arithmetic news” yaitu:

1. Satu orang biasa + satu penghidupan biasa adalah bukan berita.

2. Satu orang biasa + satu pengalaman luar biasa adalah berita.

3. Satu suami biasa + satu istri biasa adalah bukan berita.

4. Satu suami + tiga istri adalah berita.

5. Satu kasir bank + satu istri + tujuh anak adalah bukan berita.

6. Satu pria + satu mobil + satu pistol + satu tawanan adalah berita.

7. Satu orang + satu ciptaan adalah berita.

8. Satu orang laki – laki + satu wanita + satu kehidupan biasa dari 79 tahun adalah bukan berita.

9. Satu Orang biasa + satu kehidupan dari 100 tahun adalah berita.5

Oleh karena itu gaya bahasa Pos Kota disesuaikan dengan pembaca harian tersebut yang kebanyakan kalangan masyarakat menengah bawah dengan penulisan yang tidak terlalu panjang. Struktur penulisan beritanya adalah:

1. Penulisan judul

§ Dalam penulisan judul disesuakan dengan topik yang menarik dan Bahasa Indonesia Jurnalistik tidak menjadi acuan.

§ Judul berita ditulis padat, singkat, jelas dan menarik.

2. Dateline Pos Kota

§ Dalam penulisan berita di Pos Kota, dateline ditulis dimana berita tersebut dibuat oleh wartawan, misal: JAKARTA (Pos Kota).

§ Jika di daerah nama kabupaten/ kota ditulis sama seperti diatas, misal: BOGOR (Pos Kota).

3. Teras Berita/ Lead Pos Kota

§ Teras berita adalah kalimat yang berfungsi mengemukakan bagian terpenting dan paling menarik dari suatu berita, sehingga pembaca dapat mengetahui inti berita.

§ Teras berita ditulis secara singkat dan padat.

§ Teras berita harus memenuhi unsur 5W + 1H.

§ Teras berita hendaknya ditulis sedemikian rupa sehingga merupakan suatu informasi atau pesan yang jelas bagi pembaca dan bila perlu disiarkan lepas dari tubuh berita.

§ Teras berita sebaiknya merupakan kalimat aktif.

4. Tubuh Berita/ Body

§ Fungsi utama berita adalah mendukung atau melengkapi hal yang dikemukakan dalam teras berita sehingga dalam keseluruhannya memenuhi unsur 5W + 1H. Tubuh berita harus berisi penjelasan dari apa yang terdapat pada lead dan hal pokok lain yang tidak terdapat pada lead.

§ Dalam teras berita hanya terdapat unsur apa (What) dan siapa (Who), sementara dalam tubuh berita harus berisi data dan keterangan yang menjelaskan unsur dimana (Where), mengapa (Why), kapan (When), dan bagaimana (How).

5. Inisial Reporter

§ Inisial reporter, pihak manajemen memiliki kebijakan dengan menulis nama langsung reporter atau nama panggilan reporter.

BAB III

PELAKSANAAN KKL

A. Tugas Yang Dilakukan Selama KKL

Penulis melaksanakan KKL diawali pada tanggal 17 Januari 2009, pada saat mengajukan lamaran KKL di kantor Redaksi Pos Kota, Jalan Gajah Mada, no. 98 – 100, Jakarta Barat. Masa KKL penulis terhitung pada tanggal 2 – 28 Februari 2009. Tugas yang diberikan selama KKL adalah mencari berita/ liputan dengan cara datang langsung ke tempat kejadian dan dengan menanyakan narasumber langsung. Wilayah liputan penulis adalah Jakarta Selatan sesuai dengan domisili penulis.

Khusus bidang kriminal ada juga program piket malam. Piket malam berarti wartawan yang melakukan piket untuk mencari berita di malam hari. Bagi wartawan Pos Kota yang sudah menjalankan piket di malam hari, maka wartawan tersebut berhak libur di siang harinya Namun sore harinya baru datang untuk menulis berita yang ia peroleh pada piket liputan malamnya. Tempat berkumpul wartawan yang piket malam di Dinas Pemakaman Umum DKI Jakarta atau yang biasa disebut Palhit (Palang hitam), di Jalan KS. Tubun. Wartawan yang piket malam kebanyakan dari media elektronik, sedangkan cetak media cetak hanya Pos Kota dan Lampu Hijau.

Berita yang diproleh penulis dan yang diterbitkan selama KKL di harian Pos Kota yang bejalan selama 28 hari dengan waktu intensif liputan selama 24 hari, telah menghasilkan 13 berita yang dimuat, dan tiga diantaranya menjadi headlines yang dimuat dari tanggal 4 – 28 Februari 2009.

Aktivitas atau Kegiatan Yang Diikuti

§ Sabtu, 17 Januari 2009, pukul 13.00 WIB.

Penulis (saya), bersama teman mengantarkan surat lamaran KKL ke kantor Pos Kota Jalan Gajah Mada, no. 98 – 100, Jakarta Barat. Oleh satpam kantor tersebut saya disarankan untuk bertemu Bapak Soesilo (Pak. Sus), di lantai tiga. Setelah bertemu dengan Pak. Sus, dirinya menerima lamaran saya dan menanyakan wilayah domisili saya. Karena penulis berdomisili di Jakarta Selatan, Pak. Sus menyarankan saya untuk menghubungi mentor saya yang menjaga liputan wilayah Jakarta Selatan yaitu Mas. Adin dan Pak. Tiyo. Setalah itu saya pulang menunggu panggilan selanjutnya.

§ Selasa, 27 Februari 2009, pukul 15.00 WIB.

Saya kembali menemui Pak. Sus dan memastikan wilayah penempatan liputan saya di Jakarta Selatan. Setelah itu ia memberi kode reporter pada saya yaitu “M4” yang berarti magang, karena saat itu anak magang berjumlah lima orang, dan saya diberi kode M4 tersebut. Setelah itu Pak. Sus memerintahkan saya untuk KKL terhitung mulai tanggal 4 Februari 2009. Untuk hari Minggu saya diperintahkan untuk libur.

§ Senin, 2 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Setelah mendapat arahan dari mentor, saya diperintah untuk datang ke Polres Jakarta Selatan sehubungan dengan tempat berkumpulnya wartawan di wilayah Jakarta Selatan. Pada hari itu saya diajak oleh mentor saya yang bernama Pak. Tiyo untuk berkenalan dengan wartawan dari media lain, baik cetak dan elektronik. Hari itu sebenarnya ada kasus mengenai Agus sang pemimpin aliran sesat, namun mentor menyarankan saya untuk bersosialisasi dengan para wartawan yang ada disitu. Selain itu mentor menugasi saya untuk datang ke Polres sekitar pukul 09.00 pagi, dan memantau keadaan hingga sore sekitar pukul 16.00, setelah itu saya diperintah untuk datang ke kantor.

§ Selasa, 3 Februari 2009, pukul 10.00 WIB.

Hari itu saya agak telat karena saya harus mengambil sepeda motor saya yang diperbaiki. Setelah sampai di Polres Jakarta Selatan, saya dan kawan – kawan dari media lain beserta mentor saya memantau keadaan, menggunakan radio panggil/ handy talkie (HT). Dari pantauan tersebut saya juga jadi belajar bagaimana memahami bahasa/ sandi - sandi kepolisian. Sekitar pukul 15.00, mentor saya yang bernama Mas. Adin menyuruh saya untuk datang ke Polsek Pancoran, karena ada kasus perampokan motor. Dari polsek tersebut, saya hanya meminta keterangan data – data kronologis, pelaku dan korban. Sekitar pukul 16.30 saya beranjak ke kantor untuk menyusun bahan berita, meski selama perjalanan ke kantor hujan sangat lebat. Pukul 18.00 saya sudah selesai membuat berita, setelah itu saya shalat Maghrib lalu pulang. Dan dari berita tersebut menjadi headline pada Pos Kota keesokan harinya.

§ Rabu, 4 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Seperti biasa hari itu saya datang ke Polres dan bersama wartawan lain saya menunggu kejadian. Mentor saya yang bernama Pak. Tiyo mengajari saya untuk menggunakan HT. HT tersebut merupakan inventaris dari gabungan wartawan Jakarta Selatan yang bernama “South Jakarta Journalist.” Hingga sore hari tiba, tidak ada peristiwa yang terjadi, sehingga saya habiskan waktu untuk bercengkrama dan bertukar pikiran dengan wartawan yang ada di Polres Jakarta Selatan. Sekitar pukul 16.00 saya kembali ke kantor. Karena saya tidak mendapatkan berita, saya hanya bersosialisasi dengan wartawan yang ada di ruang redaksi Pos Kota.

§ Kamis, 5 Februari 2009, pukul 09.00 WIB

Hari itu saya tiba di Polres mentor saya belum datang hanya ada wartawan dari Lampu Hijau (Temy), VivaNews.com (Beno), Berita Kota (Yuda), dan Warta Kota (Sabran). Sekitar pukul 10.00, ada kabar perampokan di Kampus STIE Gotong Royong di Kebayoran Baru. Saya dan rekan lain segera datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Setelah itu saya meminta keterangan dari karyawan kampus tersebut. Sekitar pukul 11.30, saya kembali ke Polres. Hingga sore hari tiba, saya hanya mendapatkan satu berita. Dan seperti biasa saya datang ke kantor untuk membuat berita tersebut

§ Jum’at, 6 Februari 2009, pukul 09.00 WIB

Hari itu saya datang ke Polres, dan baru beberapa menit mentor saya (Mas. Adin), memerintah saya untuk datang ke Polsek Setiabudi meminta keterangan polisi mengenai kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), yang terjadi di Menteng Atas Selatan, Setiabudi. Sekitar pukul 11.00 saya kembali ke Polres dan bersiap – siap untuk shalat Jum’at. Sekitar pukul 13.30 saya dan wartawan lain mendapat informasi mengenai Bus Kowanbisata jurusan Ciputat – Pulo Gadung yang dirusak massa setelah menabrak pengendara sepeda motor. Setelah sampai di TKP, saya mewawancarai sejumlah saksi dan polisi yang ada di TKP tersebut. Lalu sekitar pukul 14.30, saya dan wartawan lain meluncur ke RSPP dimana korban (pengendara sepeda motor), dirawat. Setelah itu saya mewawancarai korban bersama wartawan yang lain. Sekitar pukul 15.30, saya diizinkan oleh mentor untuk kembali ke kantor dan menyusun berita yang telah saya peroleh. Dan setelah terbit di kesokan harinya ternyata berita mengenai kasus KDRT menjadi headline di Pos Kota.

§ Sabtu, 7 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Seperti biasa saya tiba ke Polres dan menunggu kejadian. Hingga pukul 15.00 tidak ada peristiwa yang terjadi, hingga akhirnya mentor saya (Mas. Adin), memerintahkan saya untuk pergi ke RS. Fatmawati, meminta data – data korban kecelakaan untuk dimasukkan dalam rubrik Info Keluarga di Pos Kota. Setelah itu saya diperintahkan untuk kembali ke kantor untuk menyusun berita pada rubrik Info Keluarga tersebut. Pada hari itu saya minta izin untuk tidak masuk pada hari Senin, 9 Februari 2009, karena ada keperluan di kampus.

§ Selasa, 10 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pukul 10.00, mentor saya (Pak. Tiyo), memerintahkan saya ke Pesanggrahan untuk meliput calon artis yang dianiaya pacarnya. Setelah meminta keterangan dari keluarga korban saya dan rekan dari VivaNews.com (Beno) kembali ke Polres sekitar pukul 11.00. Hingga sore hari tiba hanya berita mengenai penganiayaan tersebut yang saya peroleh. Dan seperti biasa saya kembali ke kantor pada sore harinya untuk menyusun berita.

§ Rabu, 11 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pukul 11.00, saya bersama mentor (Pak. Tiyo), mendapat informasi dari Kapolsek Jagakarsa mengenai kasus pencurian sepeda motor di Srengseng Sawah, Jagakarsa. Setelah saya meminta keterangan dari kepolisian, sekitar pukul 12.30, saya kembali ke Polres. Hingga sore hari saya hanya mendapatkan berita tersebut, dan seperti biasa sore harinya saya ke kantor menyusun berita.

§ Kamis, 12 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pada hari itu saya tidak mendapatkan berita karena memang hari itu tidak ada peristiwa. Dan pada sore harinya mentor saya (Pak. Tiyo), mengijinkan saya untuk tidak ke kantor karena tidak ada peristiwa. Namun saya baru diijinkan pulang setelah pukul 17.00.

§ Jum’at, 13 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pukul 13.30 saya diperintahkan oleh kedua mentor saya untuk ikut press release di Polsek Pasar Minggu mengenai tertangkapnya 10 pengedar ganja. Sesampai di kantor polisi, saya dan wartawan lain segera mewawancarai beberapa pelaku dan Kapolsek Pasar Minggu, Kompol. Maryoto SH. Pukul 15.30, saya kembali ke Polres Jaksel, dan seperti biasa sekitar pukul 16.30, saya ke kantor menyusun berita.

§ Sabtu, 14 Februari 2009.

Hari itu saya izin ke mentor karena ada keperluan keluarga.

§ Senin, 16 Februari 2009, pukul 08.00 WIB.

Saya ditelepon mentor saya (Pak. Tiyo), menginformasikan tentang pemerkosaan yang dilakukan satpam terhadap anak tirinya di Jalan. M. Kahfi I, Jagakarsa. Sesampai TKP saya segera mewawancarai korban. Sekitar pukul 10.30 saya baru kembali ke Polres Jaksel. Hingga sore hari hanya peristiwa itu yang saya dapat. Dan seperti biasa saya ke kantor pada sore hari untuk menyusun berita.

§ Selasa, 17 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Sekitar pukul 14.00, saya dan wartawan lain mendapat info dari HT mengenai tawuran pelajar yang terjadi di daerah Tebet. Saat itu mentor saya (Mas Adin), memerintahkan saya untuk meliput kejadian tersebut. Lalu saya menuju TKP bersama rekan dari Lampu Hijau (Temy), dan VivaNews.com (Beno). Setelah sampai TKP saya mewawancarai saksi setempat dan beberapa polisi yang masih di TKP. Mengetahui para pelaku sudah diciduk polisi, saya dan rekan – rekan lain menuju ke Polsek Tebet. Sesampai di Polsek Tebet saya segera mewawancarai pelaku, humas FKPM (Forum Kemitraan Polisi Masyarakat), dan Kanit Reskrim Polsek Tebet, Iptu. Nurdin. Karena sudah pukul 16.00, saya segera menuju ke kantor untuk membuat berita.

§ Rabu, 18 Februari 2009.

Hari itu saya izin tidak masuk pada mentor, karena ada keperluan di kampus.

§ Kamis, 19 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pada hari itu saya tidak mendapatkan berita karena memang hari itu tidak ada peristiwa hingga sore hari. Dan akhirnya mentor saya (Pak. Tiyo), mengizinkan saya untuk tidak ke kantor, dan saya boleh pulang dari Polres Jaksel pukul 17.30.

§ Jum’at, 20 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Dari pagi saya tiba di Polres Jaksel hingga pukul 16.00 tidak ada peristiwa. Hingga kedua mentor saya kembali ke kantor dan seperti biasa saya diizinkan untuk tidak ke kantor. Namun saya baru boleh pulang pukul 18.00, karena kebetulan saya ditugasi oleh rekan – rekan wartawan untuk memegang HT. Sekitar pukul 17.30, saya mendapat informasi dari HT yang saya pegang mengenai korban gantung diri (gandir 810), di Kebayoran Baru. Lalu saya informasikan pada rekan – rekan yang masih di Polres. Setelah itu saya berboncengan dengan rekan dari Trans TV (Jikri), menuju TKP. Setelah sampai di TKP saya memberi kabar ke kantor bahwa ada peristiwa tersebut. Setelah saya mewawancarai saksi dan keterangan dari dokter kepolisian (Dokpol), saya melaporkan kejadian ke kantor melalui telepon, karena waktu sudah tidak memungkinkan jika saya harus menulis berita di kantor.

§ Sabtu, 21 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pada hari itu saya tidak mendapatkan berita karena memang hari itu tidak ada peristiwa hingga sore hari. Namun mentor saya (Mas. Adin), menyarankan saya untuk ke kantor.

§ Senin, 23 Februari 2009.

Hari itu saya izin tidak masuk pada mentor, karena ada keperluan di kampus.

§ Selasa, 24 Februari 2009, pukul 09.00 WIB.

Pukul 14.00, saya bersama mentor (Mas Adin), dan wartawan yang lain, baik cetak dan elektronik, pergi menuju konferensi pers di Duren Tiga, mengenai korban malpraktik yang bernama Sisi Chalik. Saya segera mewawancarainya, dan dari situ korban memperlihatkan ususnya yang keluar. Dia menjadi korban malpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budhi Jaya, Tebet, Jakarta Selatan. Sekitar pukul 15.30, saya dan rekan – rekan wartawan lain kembali ke Polres. Sekitar pukul 16.00, saya bersama rekan dari Trans TV (Jikri), berinisiatif pergi ke RSIA Budhi Jaya, tempat dimana korban dirawat. Setelah sampai disana, kami ingin menemui humas RS tersebut untuk mengklarifikasi kasus Sisi. Di tempat itu kami berdua dipersulit dalam hal peliputan oleh resepsionis RS, bahkan sempat terjadi ketegangan antara saya, rekan dari Trans TV tersebut dengan satpam RS tersebut. Sekitar pukul 18.30, saya kembali ke Polres Jaksel. Karena waktu sudah tidak memungkinkan, kemudian saya melaporkan hasil liputan via telepon pada mentor saya (Mas. Adin). Setelah itu saya pulang.

§ Rabu, 25 Februari 2009, jam 09.00 WIB.

Hingga pukul 15.00 tidak ada peristiwa yang terjadi, hingga akhirnya mentor saya (Mas. Adin), memerintahkan saya untuk pergi ke RS. Fatmawati, meminta data – data korban kecelakaan untuk dimasukkan dalam rubrik Info Keluarga di Pos Kota. Setelah itu saya diperintahkan untuk kembali ke kantor untuk menyusun berita pada rubrik Info Keluarga tersebut.

§ Kamis, 26 Februari 2009, jam 09.00 WIB.

Sekitar jam 09.30, saya ditelepon mentor (Pak. Tiyo), yang sedang meliput di tempat lain mengenai korban pemerkosaan di Ciputat. Lalu dia memerintahkan saya untuk segera menuju ke perlintasan KA. Volvo di daerah Pasar Minggu, karena ada kecelakaan. Sebuah mobil Starlet tertabrak KRL Pakuan. Sekitar pukul 13.00, saya kembali ke Polres sembari mewawancarai korban kecelakaan yang kebetulan saat itu ditangani Unit Lakalantas Polres Jaksel. Dan seperti biasa sore harinya saya kembali ke kantor membuat berita hasil liputan yang terjadi pada hari itu.

§ Jum’at, 27 Februari 2009, jam 09.00 WIB.

Jam 09.00, saya diperintahkan untuk pergi perlintasan KA. Tanah Kusir, Kebayoran Lama Jaksel untuk meliput KA. penumpang jurusan Rangkasbitung, yang anjlok di perlintasan tersebut. Setelah tiba di TKP, saya mewawancarai saksi dan penumpang kereta tersebut. Pukul 11.30, saya kembali ke Polres Jaksel. Sore harinya saya kembali ke kantor membuat berita hasil liputan yang terjadi pada hari itu. Dan keesokannya berita yang saya buat, menjadi salah satu headline di Pos Kota.

§ Sabtu, 28 Februari 2009, jam 09.00 WIB.

Hingga pukul 15.00, dan di hari terakhir saya liputan tidak ada peristiwa yang terjadi, hingga akhirnya mentor saya (Mas. Adin), memerintahkan saya untuk pergi ke RS. Fatmawati, meminta data – data korban kecelakaan untuk dimasukkan dalam rubrik Info Keluarga di Pos Kota. Setelah itu saya diperintahkan untuk kembali ke kantor untuk menyusun berita pada rubrik Info Keluarga tersebut.

BAB IV

ANALISA MEDIA MASSA

A. Analisis Terhadap Aktivitas KKL

Dalam ragam perencanaan untuk mewujudkan motif komunikasi, akan dibicarakansuatu aspek lain yakni pemilihan saluran komunikasi yang akan digunakan. Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan atau feedback komunikan kepada komunikatornya.

Dalam konteks tersebut bisa juga isi pernyataan atau umpan balik/ feedback tersebut disalurkan melalui alat – alat perantara yang disebut medium (tunggal) dan media (jamak). Dengan demikian, media komunikasi berarti alat – alat perantara yang digunakan dalam usaha manusia menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.

Saluran komunikasi dapat dibagi menjadi dua golongan menurut pemakaian medianya, yaitu saluran komunikasi tanpa media dan saluran komunikasi menggunakan media. Sedangkan media komunikasi media komunikasi dibagi dua golongan menurut jumlah komunikan yang dapat dicapai oleh media tersebut, yaitu media massa dan non media massa. Media massa dapat dibagi pula menjadi media massa periodik dan media massa non periodik yang berkaitan dengan jangka waktu penyampaian isi pernyataan.

Mengenai ‘Media Komunikasi’ juga terkait dengan kemampuan media tersebut terhadap penguasaan ruang dan waktu dari isi pernyataan yang disalurkannya. Hal ini juga disebut daya pengaruh terhadap ruang dan waktu. Daya pengaruh pada ruang artinya penguasaan isi pernyataan tersebut terhadap ruang. Sedangkan daya pengaruh terhadap waktu artinya penguasaan isi pernyataan terhadap waktu.

Isi pernyataan yang sama disampaikan melalui berbgai macam saluran komunikasi tidak sama daya pengaruhnya pada ruang dan waktu. Isi pernyataan hanya menguasai ruang, jika disampaikan melalui radio dan televisi. Isi pernyataan hanya menguasai waktu, jika disampaikan melalui surat kabar, majalah dan film.6

Pada mulanya di atas meja disusun rangkaian huruf dari kayu yang mengandung isi pernyataan. Rangkaian huruf tersebut diikat dengan kuat, lalu dilumuri tinta. Setelah itu di atasnya diletakkan selembar kertas dan di atas kertas tersebut diletakan selembar papan. Lalu papan di-pres (ditekan). Kemudian papan tersebut diangkat lalu kertas diambil. Dan pada kertas yang tertekan tersebut tercetak isi pernyataan.

Dalam perkembangan selanjutnya, semua alat yang digunakan untuk mencetak tersebut, seperti meja, huruf – huruf yang dicetak dan alat penekannya, disebut denga press. Dalam bahasa disebut dengan alat cetak. Dalam kata kerja Bahasa Belanda disebut persen, yang berarti menekan. Selanjutnya selain cetak, hasil cetakannya juga disebut pers.7

Seiring berjalannya waktu, hanya sebagian saja dari hasil cetakan yang disebut pers, yaitu surat kabar, tabloid, majalah dan buletin kantor berita. Adapun buku, meskipun dicetak tidak lagi disebut dengan pers.

Dalam literatur komunikasi massa khususnya yang bersumber dari negara barat, pengertian pers bukan hanya suratkabar dan majalah (media cetak), tetapi juga media komunikasi lainnya seperti radio, televisi dan film. Pers dalam arti sempit yaitu suratkabar, majalah, dan buletin kantor berita. Sedangkan pers dalam arti luas yaitu suratkabar, majalah, buletin kantor berita, radio, televisi dan film.8

Penulis sendiri berpendapat, lebih baik dalam penggunaan nama masing – masing medium tersebut, seperti majalah, suratkabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Karena masing – masing medium tersebut memiliki karakteristik tersendiri memiliki pengaruh yang berbeda – beda dalam penyampaian isi pernyataan. Oleh karenanya istilah pers meliputi perusahaan yang menerbitkan majalah, suratkabar dan lain sebagainya. Lalu dengan para wartawan dan semua orang yang bekerja pad perusahaan tersebut, serta kertas suratkabar dan lain sebagainya yang memuat isi pernyataan yang dicetak. Dalam analisis yang akan dilakukan penulis slah satunya adalah penulisan berita hasil KKL penulis di harian Pos Kota.

B. Analisis Manajemen

Pada laporan ini akan dijelaskan tentang manajemen bagian redaksi Pos Kota berdasarkan penelitian, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian (6 P).

1. Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan dalam sejarah dan profil Pos Kota, surat kabar ini juga melakukan penelitian terlebih dahulu, Sebelum koran perdana Pos Kota diterbitkan, rekan – rekan lain mempercayakan Harmoko untuk bertanggung jawab terhadap perencanaan isi koran tersebut. Kemudian Harmoko membuat semacam survey kecil – kecilan untuk mengetahui selera pembacanya. Survey tersebut diawali saat ia bepergian ke Tanjung Priok. Lalu ia menanyai orang – orang yang dijumpainya tentang koran apa yang mereka ingin baca. Survey juga dilakukan di tempat lain, seperti Senen, Tanah Abang dan Jatinegara.

Dalam mencari berita, redaksi harian Pos Kota juga melakukan hal yang sama, yaitu penelitian, berita apa yang akan diangkat pada keesokan harinya. Setelah diketahui, lalu disampaikannya redaktur bidang. Lalu redaktur bidang menugaskan reporter untuk mencari berita tersebut. Namun jika penelitian tersebut dan berita dirasa belum cukup, maka dapat dilakukan dengan mengambil data dari internet.

2. Perencanaan

James A. F. Stoner, R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert Jr, berpendapat, “perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan bersama.” 9

Sedangkan M. Manullang berpendapat, “perencanaan yang baik harus memberikan jawaban kepada enam pertanyaan yaitu tindakan apa yang harus dikerjakan, dimana tindakan itu dilaksanakan siapakah yang akan mengerjakan itu dan bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu.”10

Berdasarkan teori diatas, pelaksanaan kegiatan perencanaan Pos Kota mengadakan rapat perencanaan isi berita, rapat keputusan isi berita dan rapat malam penetapan halaman berita pada esok harinya. Pertemuan tersebut juga diikuti oleh para pendiri.

Perencanaan dilaksanakan dengan menentukan dan menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas yaitu, mencerdaskan masyarakat lapisan menengah ke bawah denga nmemberi fungsi penerangan yang jelas dan benar tentang berbagai macam aspek kehidupan, mendidik, memberi hiburan yang sehat dan turut berpartisipasi terhadap pembangunan dengan menjadikan Pos Kota sebagai wadah penyalur aspirasi rakyat.

3. Penggerakan

M. Manullang berpendapat, “proses penggerakan meliputi pendelegasian tugas. Tugas tersebut merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada sesuatu jabatan tertentu, sedangkan kekuasaan atau authority adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya itu.”11

Pada harian suratkabar Pos Kota fungsi penggerakan dilaksanakan dengan sistematis, dan semua berjalan dengan prosedur serta koordinasi yang baik.

4. Pengawasan

“ Fungsi pengendalian yaitu menetapkan standar prestasi kerja, mengukur prestasi saat ini dengan standar yang telah ditetapkan, mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang dideteksi.”12

Di Pos Kota pengawasan yang dilakukan manajemen redaksi, iklan, pemasaran dan percetakan merupakan pengawasan 3 tahap, antara lain pengawasan preventif, pengawasan pengendalian dan pengawasan umpan balik.

Pada bagian pemasaran, pengawasan yang dilakukan secara langsung dengan mengirim tim staf eksekutif Pos Kota untuk melakukan inspeksi langsung ke tingkat pengecer untuk memastikan sampai atau tidaknya suratkabar tersebut.

Pengawasan terhadap penyajian isi berita yang diserahkan dari reporter atau wartawan dilaksanakan langsung pada saat penyuntingan yang dilakukan oleh redaktur. Selain itu redaktur pelaksana juga turut mengawasi berita yang akan dimuat.

5. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan dan sumber daya diantara anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi.

Dalam penugasannya Redaktur Pos Kota langsung memberikan penugasan kepada reporter untuk mencari berita dan mewawancarai pihak – pihak yang terkait dengan topik berita yang akan diangkat. Peliputan tidak boleh menyimpang dari acuan yang telah ditetapkan (Term Of Reference), jadwal redaksional juga disusun sedemikian rupa sehingga target dapat terlaksana.

6. Penilaian

Redaktur juga tetap memberikan penilaian terhadap hasil kerja reporter sehingga dapat menjadi bahan evaluasi reporter tersebut dalam penulisan berita selanjutnya. Penilaian terhadap kinerja dan perkembangan seluruh jajaran di perusahaan Pos Kota dibahas dalam rapat yang dilakukan dua atau tiga bulan sekali dan hanya dihadiri oleh pejabat struktural dan manajer bidang/ bagian. Penilaian dapat berupa evaluasi materi berita yang disajikan dan hal – hal yang menyangkut perkembangan dan kemajuan Pos Kota itu sendiri.

Selain itu, Pos Kota juga memiliki 6 sistem manajemen + PIRO(Peoples, Ideas, Resources, Objective), antara lain:

6M

1. Men

Men disini diartikan jumlah sumber daya manusia yang ada. Saat ini Pos Kota memiliki 260 orang karyawan.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM).

§ Pendidikan minimal S1.

§ Usia maksimal 27 tahun.

§ Belum menikah

§ Mampu berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.

§ Diutamakan memiliki pengalaman jurnalistik.

B. Seleksi SDM

§ Wawancara.

§ Tes kesehatan.

§ Seleksi administrasi.

§ Psikotes.

C. Masa Percobaan

Seluruh calon karyawan Pos Kota harus melewati masa percobaan sebelum menjadi karyawan tetap. Calon karyawan akan diberi masa percobaan 3 bulan sampai 6 bulan sampai nantinya diperpanjang atau diangkat menjadi karyawan tetap di Pos Kota.

2. Material

Pos Kota memiliki 60 unit komputer, kamera saku digital tiap rubrikasi memiliki satu unit, dan tiga unit kamera SLR (Single Lens Refflector) digital untuk pewarta foto. Selain itu mesin dan bahan yang digunakan sebagai penunjang proses produksi antara lain kertas dan tinta yang menjadi material dominan dalam percetakan koran tersebut.

3. Machine

Pos Kota memiliki 2 mesin faksimili, 5 sambungan telepon, 3 unit printer. Selain itu setiap bagian rubrikasi memiliki sambungan akses internet. Mesin cetak yang digunakan Pos Kota bermerek ‘Sona’ yang berasal dari Jerman.

4. Method

Metode yang dilakukan reporter/ wartawan di Pos Kota dilakukan secara aksidensial, dalam arti wartawan turun ke lapangan dan mencari beritanya sendiri, selain melakukan peliputan langsung. Wartawan juga menanggapi narasumber yang memberikan informasi termasuk undangan liputan. Melalui redaktur kemudian akan dipilih siapa (wartawan) yang akan memenuhi undangan liputan tersebut. Dalam setiap peliputannya, Pos Kota selalu melakukan crosscheck terlebih dahulu.

Dalam pemasarannya Pos Kota tidak memiliki metode khusus. Akan tetapi Pos Kota selalu berusaha agar hasil produksinya dapat terus diterima dan dinikmati pembacanya, dan mampu bersaing dengan harian lainnya.

5. Market

Pada dasarnya target sasaran pembaca Pos Kota adalah lapisan masyarakat menengah ke bawah, namun tidak menutupi kemungkinan lapisan masyarakat lain untuk menjadi sasaran targetnya.

6. Money

Dalam penerimaan gaji karyawan Pos Kota, dibedakan dan didasarkan dari tingkatan jabatannya. Secara garis besar setiap karyawan Pos Kota menerima gaji di atas uaph minimum regional (UMR).

PIRO (Peoples, Ideas, Resources, Objective)

1. Peoples

Surat kabar Pos Kota memiliki karakteristik segmentasi pembaca yang rata – rata adalah masyarakat lapisan menengah ke bawah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pos Kota, karakteristiknya sebagai berikut:

PROFESI:

Karyawan : 10 %

Pelajar/ Mahasiswa : 10 %

Profesional : 10 %

Wiraswasta : 20 %

Lain – lain : 50 %

TINGKAT PENDIDIKAN:

Mahasiswa : 10 %

Sarjana : 10 %

Umum : 80 %

USIA:

Ø 20 tahun : 10 %

21 – 35 tahun : 10 %

36 – 45 tahun : 60 %

Ø 45 tahun : 20 %

2. Ideas

Pos Kota juga menindak lanjuti dalam rapat evaluasi jika ada masukan dari luar perusahaan mengenai format berita, penyajian berita dan lain – lain baik melalui telepon, pesan singkat (SMS), faksimili dan email.

3. Resourches

Dari beberapa surat kabar yang ada, Pos Kota memberi warna yang berbeda. Karena segmentasi atau sasaran surat kabar Pos Kota mayoritas kalangan masyarakat menengah ke bawah diharapkan masyarakat lebih peka dengan berita yang disajikan Pos Kota, yakni berita seputar kriminalitas.

4. Objective

Pos Kota selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk pembacanya, karena Pos Kota memahami benar keinginan masyarakat pembaca dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan oleh Pos Kota. Salah satunya dengan menerbitkan Terminal yang memuat berbagai rubrik dengan harga relatif murah dengan berita yang bersaing pula

C. Analisis Alur Berita

Redaksi Surat Kabar Harian Pos Kota memiliki masa aktif keredaksian selama satu minggu penuh. Ada 3 tahap yang harus dilakukan Pos Kota dalam proses produksi berita yaitu Rapensi (Rapat Perencanaan Isi), Rakepsi (Rapat Keputusan Isi), dan Redaktur Malam atau rapat penentuan piket liputan malam.

Dalam tahap terakhir mencetak, mengedarkan dan evaluasi. Pos Kota telah memiliki percetakan sendiri yang bernama PT. Metro Pos yang terletak di kawasan industri Pulo Gadung.

Deadline yang diberikan Pos Kota sebelum naik untuk dicetak paling lambat adalah pukul 22.00. Dalam pemuatannya Pos Kota juga diketahui tidak hanya memuat berita saja, akan tetapi iklan juga merupakan faktor penting seperti misinya iklan dan berita sama pentingnya. Sehingga pada deadline terakhir jika suatu iklan masuk, iklan dapat mengalahkan suatu berita. Dan tidak mengherankan jika suatu berita yang dianggap mempunyai nilai berita yang tinggi bisa tidak dimuat karena hadirnya iklan tersebut.

Oleh karenanya pihak redaksi selalu berkoordinasi dengan bagian sirkulasi iklan dalam pembagian kolom surat kabar. Sehingga pembagian berita dan iklan tidak berbentrokan.

D. Keterampilan Yang Diperoleh Dari KKL

Setelah penulis merasakan materi atau teori – teori Ilmu Jurnalistik yang telah didapat di dalam kampus, maka dalam KKL ini penulis dapat mengaktualisasi segala ilmu yang telah diperolehnya di kampus. Selain itu, saat penulis mengikuti mata kuliah yang turut dalam membantu penulis dalam hal mencari, mengumpulkan dan mengolah/ menuliskan sebuah berita, maka semuanya jelas membantu penulis saat melaksanakan KKL.

Oleh karena itu, dari apa yang telah dilakukan dan dihasilkan penulis dari kegiatan KKL tersebut, dapat disimpulkan dengan beberapa poin yang bisa dicatat terkait dengan hal tersebut, antara lain:

§ Penulis banyak memperoleh pengalaman di lapangan saat melakukan liputan.

§ Penulis mampu berinteraksi dan bekerjasama dengan wartawan dari media lain, baik media cetak dan elektronik dalam pencarian berita.

§ Penulis dapat berinteraksi dengan narasumber.

§ Penulis dapat mengetahui redaksional Pos Kota.

§ Penulis dapat mengetahui bagaimana mendapatkan berita.

§ Penulis dapat mengerti berita mana yang dapat diterima oleh pembaca.

§ Penulis dapat mencari dan mengerti berita yang memiliki nilai berita agar bisa dimuat pada surat kabar.

§ Penulis juga memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai kerja redaksi, masing – masing bagian serta bagaimana mengatur manajemen redaksi yang baik. Sehingga kelak pengetahuan ini dapat berguna saat penulis benar – benar sudah masuk dalam dunia pekerjaan jurnalistik yang sesungguhnya.



[1] AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Penerbit Simbiosa 2005 h. 26

[2] Ibid.

3 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Balai Pustaka, Bandung, 1989, hal. 241

4 Gunadi. YS, Himpunan Istilah Komunikasi, Gramedia, Jakarta, 1989, hal. 112

5 Djafar G. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991, hal. 22 - 23

6 A. M. Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 1, YKT – IISIP Jakarta, Jakarta, 2002, hal. 42

7 A. M. Hoeta Soehoet, Dasar – dasar Jurnalistik, YKT – IISIP Jakarta, Jakarta, 2003, hal 23

8 Ibid, hal 4.

9 James A. F. Stoner, R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert Jr, Manajemen Jilid 1, PT. Precehelindo, Jakarta, 1996.

10 M. Manullang, Dasar – dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987.

11 M. Manullang, Op.Cit.

12 James A. F. Stoner, R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert Jr. Op.Cit