Senin, 08 November 2010

Pengungsi Nekat Menampar Istrinya karena Selimutnya Diambil

arrumtamsQ, Jakarta (08/11) - Posko pengungsian di Balai Desa Tlogo, Manisrenggo, Klaten, hingga Senin (08/11) malam ini masih kekurangan sejumlah kebutuhan vital untuk para pengungsi korban letusan Gunung Merapi.

Menurut Kepala Posko Tlogo, Rosyid, ada sekitar 3.179 warga yang mereka tangani. Bagian logistik saat ini kesulitan memberi fasilitas dan pelayanan untuk warga, seperti lansia, balita, dan ibu hamil. "Tikar dan selimut kurang. Begitu juga obat dan tenaga medis," tambah Novi, relawan yang mengurusi bagian logistik.

Kehadiran para relawan pun juga dirasa setengah hati di lokasi itu. Banyaknya masalah di lokasi pengungsian ini kemarin sempat menyulut insiden ketika seorang bapak menampar istrinya karena memberi selimut yang baru di terimanya untuk diberikan ke anaknya.

Kondisi pengungsi Merapi di pengungsian -- Mereka saat ini membutuhkan selimut dan tikar untuk tidur. Logistik seperti ini sangat dibutuhkan pengungsi, terutama lansia, anak-anak, dan ibu hamil. (Tribun/ Hasan)


"Insiden itu tiba-tiba terjadi. Saat itu, suaminya kebetulan baru dapat selimut. Tapi, oleh istrinya, selimut tersebut diambil untuk diberikan ke anak mereka yang masih balita. Mungkin karena nggak terima, bapak tersebut menampar istrinya, dan berkata "Pokoknya kamu harus cari satu selimut lagi". Maksudnya, (satu selimut) itu untuk dikenakan suaminya," kata Novi menirukan ucapan pengungsi tersebut.

Di sisi lain, perilaku pengungsi juga kerap menjengkelkan. "Setelah diberi logistik, dibawa pulang, ditinggal di rumah lalu balik lagi minta," lanjut Novi. Soal ransum juga jadi masalah karena kerap kurang. "Dari kecamatan cuma dikirim 400 ransum," imbuhnya. (tams/ tribun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar