Selasa, 30 Oktober 2012

JAGAD UNIK - Kamar Jenazah Disulap Jadi Hotel, Beranikah Menginap?

Jakarta, LP – Tak terbayangkan sebuah bangunan bekas kamar mayat akan diubah menjadi sebuah motel. Kamar mayat yang berada di selatan Tasmania, Australia, tersebut akan dibangun menjadi tempat atraksi mengerikan, lengkap dengan tempat menaruh jenazah di kamar mayat.

Tidak seperti biasanya saat tamu hotel tidur di atas ranjang yang empuk, di hotel ini tamu yang menginap justru tidur di atas tempat menaruh jenazah. Hadyn Pearce, pebisnis asal Australia menjadi orang di balik ide unik tersebut. Sejarahnya, kamar ini merupakan peninggalan kamar mayat institusi kejiwaan yang dibangun di tahun 1950-an sudah sepuluh tahun tak dipakai.

Tetapi, Pearce berencana untuk menjadikan bekas kamar mayat ini sebagai bagian dari Willow Court Motel. Motel yang terdiri dari 22 kamar ini telah beroperasi di rumah sakit tua. Dulunya kamar mayat merupakan bagian dari rumah sakit tua tersebut.

Penginapan itu akan menampilkan peralatan bedah yang asli dan bath tub dari besi anti karat yang tadinya biasa dipakai untuk memandikan jenazah. ”Nantinya kamar akan tetap memiliki lempengan teraso dan lemari pendingin (untuk menempatkan jenazah),” kata Pearce.
(Foto: Hadyn Pearce)

“Kami berencana menaruh dua ranjang di salah satu kamar dan kami punya tiga lempengan teraso dan dua tempat tidur yang keluar dari bekas lemari pendingin untuk jenazah yang bisa dipakai,” tambahnya.
Motel bertemakan kamar mayat ini rencananya akan buka di tahun 2013 yang bisa dipesan secara online.
Namun, tamu yang menginap bisa jadi akan bertemu hantu. Seperti diungkapkan Pearce yang tinggal properti tersebut, pihaknya menerima beragam reaksi menarik dari pengunjung yang datang.

“Reaksi yang umum kami terima adalah orang-orang terkesiap. Beberapa orang malah lari keluar dari bangunan sambil berteriak. Tentu saja, setelah sekian lama saya tinggal di sini, kadang Anda seperti melihat seseorang, tetapi ketika menengok, ternyata tak ada siapa pun di sana,” kata Pearce kepada TravelMail.(tams/dailymail)

Jumat, 19 Oktober 2012

SEJARAH - Sniper "Pasukan Hantu" Tanah Dayak Yang Ditakuti Tentara Asing

(sumber: kaskus)
Jakarta, LP - Pada zaman penjajahan Belanda di Kalimantan, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada eranya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru.

Lantas apa yang membuat pasukan Belanda takut, sehingga Belanda kala itu menganggap pasukan Dayak ini sebagai 'Pasukan Hantu'?


Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan perang, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit itu dengan getah pohon ipuh atau pohon iren (Antiaris toxicaria) . Dalam kesenyapan layaknya sniper, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.

"Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun.

Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali.

Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba.

"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," Chendana.

Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya.

Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana.
Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.

"Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana
(Sumber: kaskus)
Menurut anda, setuju atau tidak jika Tentara Nasional Indonesia (TNI) kita menggunakan senjata sumpit yang sudah dibubuhi getah iren sebaga senjata tambahan? Bolehlah kita berbangga dengan senjata tradisional anak bangsa. (tams/infomiliter)