Selasa, 18 Juni 2013

LINGKUNGAN - Buang Sampah Di Sungai Warisan VOC ?

Tradisi mengotori kanal dengan limbah rumah sudah ada di Batavia sejak abad ke-17. Hasilnya, masalah saluran air di Jakarta hingga menimbulkan banjir, sebagian besar adalah sampah......

Sampah yang mengendap di tepian Sungai Ciliwung. (Ullifna Tamama)

Jakarta, LP - Sampah merupakan masalah yang pelik di Ibu Kota Jakarta. Hampir tiap tahun Jakarta menjadi langganan banjir, dan faktor terbesar selain minimnya daerah resapan air tetapi juga timbul dari kebiasaan masyarakat membuang sampah.

Seperti yang dirasakan Sunaryo, yang kesehariannya menjadi petugas pengendali Pintu Outlet di Cipinang Besar Selatan. Petugas penjaga pintu air banjir Kanal Timur (BKT) yang baru diresmikan 2011 silam mengakui, mulut saluran aliran keluar yang menuju Sungai Cipinang itu mulai mendangkal dan penuh sampah. Dari anjungan pintu air itu kami bisa menyaksikan aneka bungkus plastik mie instan, plastik pembungkus belanja, hingga bak mandi plastik yang kandas tengkurap.

“Di Jakarta menghilangkan sampah itu sangat sulit,” kata Sunaryo. “Kesadaran orang-orang di sini sangat susah.”

“Orang membuang sampah ke kali itu paling enak: Begitu dilempar sudah hilang,” ujar Sunaryo dengan kesal. “Sedangkan mengangkatnya lebih susah.”

Imbauan untuk tidak membuang sampah di sungai sekadar gembar-gembor. Tetap saja sampah menumpuk di pintu airnya. Kalau kanal tidak dibersihkan selama sebulan, alat ekskavator pun perlu turun mengangkut. “Kalau tenaga orang saja kewalahan.”

Terdapat lima sungai yang aliran dan sampah yang menyertainya ditampung oleh KBT. Dalam perjalanannya menuju muara sampah-sampah itu tersangkut di pintu-pintu outlet dan pintu bendung gerak.

Di kesempatan berbeda, saya bertanya soal sampah kepada Mona Lohanda, seorang peneliti sejarah Jakarta dan arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia. Mona mengisahkan sebuah plakat bertahun 1630 yang berisi aturan yang dikenal sebagai negenuursbloemen—kalau diterjemahkan bebas artinya bunga-bunga jam sembilan.

Aturan yang dibuat Dewan Hindia—di dalamnya termasuk Gubernur Jenderal VOC—itu mengizinkan warga Kota Batavia untuk membuang sampah ke kanal kota setelah pukul 21.00. “Kata 'negenuurbloemen' itu pemanisan dari aturan membuang kotoran manusia dari rumah tangga di dalam tembok kota,” ungkapnya.
Di dalam buku Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia, Mona pernah menulis, “Sampah rumah tangga pun ikut dibuang ke kali, karena aturan membuat dan menempatkan bak sampah di muka rumah baru dikeluarkan pada pertengahan abad ke-19.”

Menurut Mona, aturan tersebut terus berlaku lantaran kakus baru ditemukan di Eropa pada abad ke-19 pula.Tampaknya aturan zaman VOC itu berlanjut ratusan tahun, bahkan hingga hari ini.
Kini, Sunaryo boleh sedikit berlega. Kampung di sekitar pintu airnya sudah mengusahakan untuk menunjuk petugas pengumpulan dan pengangkutan sampah di setiap rumah.  Namun, tiba-tiba terlintas di benaknya tentang teman-temannya para petugas kebersihan KBT. “Tetapi, kalau kanal bersih, lalu yang biasa bersihin kanal kerjanya apa?” (tams/ngi)

JAGAD UNIK - Wow, Cerita Rakyat Bali Jadi Komik Murid TK Di Jepang

Jakarta, LP - Komik berisi cerita rakyat Bali yang diterbitkan Sanggar Bona menjadi bacaan para murid taman kanak-kanak (TK) di Jepang.

"Ide menerbitkan komik ini bermula dari murid kami yang berkewarganegaraan Jepang Akiko Nozawa. Dia berniat memperkenalkan cerita-cerita rakyat Bali di negaranya," kata I Gusti Ngurah Adiputra selaku pemimpin Sanggar Bona di Desa Bona, Kabupaten Gianyar, Minggu (16/6).

Komik tersebut menceritakan kisah klasik rakyat Bali yang akrab di telinga anak-anak pada era 1970-an, seperti Sang Cangak, Sang Mong, I Bawang lan I Kesuna, Ii Lutung, dan Sang Kancil.
Menurut Adiputra, muridnya yang kini tinggal di Nagoya, Jepang, itu ingin merevitalisasi dan menyelamatkan sastra Bali melalui cerita-cerita klasik yang diperkenalkan kepada anak-anak di Jepang sejak dini.
Komik-komik itu kini telah tersebar di 77 unit TK di Jepang, terutama di wilayah yang pernah diterjang gelombang tsunami, seperti Iwate, Miyagi, dan Fukushima.

Di Bali, komik-konik itu juga telah disumbangkan pada 24 unit TK yang tersebar di Bona, Blahbatuh, dan Pering (Kabupaten Gianyar), Legian, dan Kuta (Kabupaten Badung).
"Penerbitan komik itu bersifat nirlaba. Tentu ada kepuasan batin tersendiri sehingga kami sampai saat ini tak berniat menjual komik tersebut," katanya.

Beberapa orang dilibatkan dalam pembuatan komik itu, di antaranya Ni Gusti Made Rai Sumadi dan I Gusti Agus Susana sebagai pengolah cerita.
Ilustrasi tokoh Hanoman dalam komik versi Jepang. (sumber: blog.weigy.com)
Selain itu I Wayan Sumita dan I Wayan Asin Sudira selaku juru gambar, serta Arya Dwi Bahagia Putra sebagai editor.
(tams/ant)

Selasa, 04 Juni 2013

SEJARAH - "Little Willie" Asal Mula Ditemukan Tank Tempur

Little Wille (historywiz)





Agar proyek pembangunan tank itu tidak diketahui musuh, para teknisi yang bertanggung jawab membangun Little Willie diperintahkan untuk mengatakan ke publik bahwa mereka hanya membangun kendaraan untuk mengangkut air ke medan perang. Kendaraan itupun diberikan label bertulisan "Tank" (tanki air).....

Jakarta, LP - Pada 6 September 1915, muncul prototipe kendaraan lapis baja di Inggris yang bernama Little Willie. Kendaraan lapis baja yang berbobot 14 ton yang mudah terjebak di parit dan memiliki kecepatan hanya dua mil per jam.

Dalam sejarahnya, Inggris membangun tank itu untuk berperang di Perang Dunia I. Ide pembangunan kendaraan lapis baja itu tidak luput dari pernanan seorang kolonel bernama Ernest Swinton dan William Hankey.

Swinton dan Hankey memiliki ide, Inggris harus berjuang untuk menerobos garis pertahanan musuh, dan menjelajahi wilayahnya di jalur darat. Setelah mereka mengutarakan idenya ke Menteri Angkatan Laut Winston Churchill mereka pun mulai membangun prototipe ini.

Agar proyek pembangunan tank itu tidak diketahui musuh, para teknisi yang bertanggung jawab membangun Little Willie diperintahkan untuk mengatakan ke publik bahwa mereka hanya membangun kendaraan untuk mengangkut air ke medan perang. Kendaraan itupun diberikan label bertulisan "Tank" (tanki air). Demikian dilansir dari History.com, Jumat (19/4/2013).

Gerakan Little Willie di medan tempur dinilai sangat lamban. Kendaraan lapis baja itu juga mudah panas dan tidak mampu menyeberangi parit.

Hingga pada akhirnya Inggris memutuskan untuk membangun Big Willie pada 1916. Prototipe kedua ini dinyatakan lebih siap tempur daripada pendahulunya Little Willie. Big Willie bergabung dalam pertempuran pertamanya di dekat Courcelette, Prancis pada 15 September 1915.

Namun sisi kelemahannya, Big Willie keluaran pertama juga memiliki mesin yang cepat panas, berisik, dan sangat berat. Kendaraan itu cepat mengalami kerusakan saat berada di medan perang.

Meski demikian, lama kelamaan militer pun makin sadar akan pentingnya kehadiran tank di medan perang. Tank pun menjadi instrumen perang yang sangat penting di era Perang Dunia II. (History.com/tams)

JAGAD UNIK - Manusia Ikan Dari Indonesia Ada di Kanada

Jakarta, LP - Beberapa museum atau ruang pamer di dunia, punya koleksi yang begitu anehnya sampai seperti tak diterima akal sehat. Sebuah toko Indian di Banff, Kanada, memiliki mumi aneh yang diyakini sebagai manusia ikan dari Indonesia.

Banff Indian Trading Post adalah sebuah toko etnik yang menjual aneka barang kerajinan Indian Amerika yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Banff. Di dalam toko yamg memiliki museum yang bernama Buffallo Nations Museum, yang aslinya adalah rumah sang pemilik toko.

Dari situs resmi Banff Indian Trading Post, Rabu (22/05/2013), museum mereka memiliki koleksi aneh sebuah sosok manusia ikan. Tapi tidak banyak yang tahu tentang sejarah spesifik dari penemuan manusia setengah ikan yang sebagian tubuhnya sudah diawetkan.

Manusia ikan adalah sosok makhluk legendaris yang memiliki bentuk manusia laki-laki dari pinggang ke atas dan mirip ikan dari pinggang ke bawah. Dia memiliki ekor ikan bersisik di tempat kaki.

Banyak yang menduga, benda ajaib itu didapatkan sang pemilik toko, Norman Luxton sekitar tahun 1915. Luxton memulai pengalamannya sebagai seorang pencari emas dan kembali ke Banff, kemudian menjadi seorang pengusaha sukses dan kepala kehormatan suku Indian Amerika asli asal Stoney.

Konon menurut cerita yang mengatakan kalo manusia ikan yang sudah menjadi mumi itu dibeli Luxton dari seorang misterius asal Jawa, Indonesia. Mumi manusia ikan ini dipamerkan secara umum di dalam kotak kaca di ruang belakang Indian Trading Post. Luxton meninggal tahun 1962.




Ted Hart, Direktur Eksekutif Whyte Museum of the Rockies Kanada, sebuah organisasi yang bertugas melestarikan banyak artefak kehidupan Luxton itu mengatakan ini adalah bagian dari legenda di daerah itu. "Tapi saya melihat dokumen pengiriman kapalnya. Dikirim dari Jawa, tulisannya 'Manusia Ikan'," kata Hart.

Bahkan sebuah program acara televisi sekelas 'Ripley's Believe it or Not' pernah menawar mumi manusia ikan ini seharga U$ 300.000 (Rp 2,9 miliar). Namun, benda aneh ini tidak mau dijual pemiliknya.

Bagi Anda yang tertarik untuk melihatnya secara langsung, silakan datang ke Indian Trading Post, 101 Cave Avenue, Banff, Kanada. (Banff Indian Trading Post/dtk/tams)