Kamis, 05 Mei 2011

Pojok Sajak >> Rintik Hujan Yang Menggelitik

Tik...Tik...Tik... Bunyi Hujan

Ini bukanlah sebuah anggapan tentang isi kepalamu tentang sebuah syair hujan. Sebuah kawanan air yang membasahi dan membasuhi hampir tiap kegelisahan warga kota. Beriringan, berduyun - duyun bahkan bergerombol menjahiti tiap pori- pori di ubun - ubun. Sudah pastinya kuyup; karena komplotan cair itu membumbui setiap keringat yang belum sempat diseka.

Tik... Tik... Tik... Bunyi Hujan

Ini bukanlah cerita tentang sekumpulan air dengan paramiliternya yang tertuang dari tandon - tandon hitam di atas sana; dan di bawah sini teduhan - teduhan menjadi tempat bernaung dari segala kegundahan. Semua meneduh, semua menadah bahkan mungkin menuduh serta mempertanyakan kehadiran rintik - rintiknya di waktu yang sebagian orang menganggap tidak tepat

Tik... Tik... Tik... Bunyi Hujan

Ini bukanlah kegelisahan dari sebuah pertanyaan kapan turun hujan ini mengakhiri kerjanya. Sudah pastinya hujan tak tahu waktu, karena sudah menjadi kepastiannya mereka tak memiliki arloji berjarum; hujan juga tidak tahu tempat, karena sudah pastinya mereka tak tahu dimana mereka dilahirkan. Mereka bertahan dan bergerombol dalam siklus; hingga lantas mengapa manusia menyambutnya dengan ketus?

Tik...Tik..Tik.. Rintik Hujan

Dan ini bukanlah akhir dari kesemuaan; karena kesemauan bukan ditentukan oleh titik hujan. Segeralah bergegas, bangun dan melangkahlah dari kediaman; ambil tamengmu dan sambutlah tiap tandonnya. Karena semua pasti tahu tentang ragamu yang tak 'anti air'.

Tik... Tik... Tik... Diantara rintik kakimu menukik; Badai 'belum' pasti berlalu.....

#JakartaBecek 16: 20 04May2011 (tams)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar