Jakarta, LP - Tidak adanya mata air di Puncak Salak I, Gunung Salak, membuat anggota Tim SAR gabungan sulit buang air besar. Salah satu caranya adalah, dengan menggali tanah di balik semak-semak untuk buang hajat.
Untuk itu, bagi siapa pun yang datang ke Puncak Manik tempat evakuasi pesawat Shukoi Super Jet 100 yang jatuh di Tebing Manik, harus mencari tempat yang aman sebelum mendirikan tenda.
Salah-salah, tenda akan berada di areal tempat buang air besar atau 'ranjau darat'. "Hati-hati 'ranjau darat' sudah banyak," ujar beberapa anggota TIM SAR gabungan yang berada di Puncak Manik.
Puncak Manik, kini, sudah banyak ditempati Tim SAR gabungan sejak Kamis (10/5/2012). Ratusan orang sudah hilir mudik untuk membantu evakuasi. Setiap harinya, tidak kurang dari 300 orang berada di lokasi tersebut yang terdiri dari berbagai elemen.
Rencananya, hari ini akan menjadi hari terakhir pencarian korban Shukoi naas tersebut. Standar pencarian korban jiwa dari Basarnas, biasanya hanya tujuh hari. Kecuali, bila masih ada permentiaan dari pihak-pihak tertentu pencarian akan tetap berlanjut.
Saat ini sudah ada 26 kantong mayat yang berisikan potongan-potongan jenazah serta tiga kantong berisi barang-barang korban.
"Dalam satu kantong jenazah berisi beberapa bagian tubuh korban. Biarkan saja untuk yang memisah-misahkannya nanti saja yang di bawah," salah seorang petugas PMI menjelaskan. (tams/tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar