Jakarta, LP - Banyak yang menyangka seluruh tentara Nazi Jerman pasti memeliki mata biru, blonde, hidung mancung dan yang pasti berwajah ke-Eropaan (arya). Tapi inilah wajah tentara Jerman Reich yang orang bilang rasis, tetapi faktanya multi-rasialisme:
|
Wajah Asia Timur yang menggunakan seragam Heer Wehrmacht Jerman. (WWIIArchives) |
|
Wajah-wajah Asia timur yang menggunakan seragam Wehrmacht Jerman, jika kita lihat foto ini ada kemungkinan ini terjadi di Normandia saat mereka tertangkap oleh sekutu. (axishistory) |
|
Pria di sebelah kiri merupakan relawan (freiwilligen) dalam tubuh Heer Wehrmacht Jerman. Bersama teman Eropanya dia sedang diinterograsi tentara sekutu di Normandia. (corbis) |
|
Dilihat dari wajah dan seragam, kemungkinan ini relawan dari Turki dan sekitaran Kaukasus 'Osttruppen'. (axishistory) |
|
Wajah-wajah Tibet menjadi bagian PD II dalam tubuh Nazi Jerman (axishistory) |
|
Wajah Asia Timur yang menggunakan seragam Heer Wehrmacht Jerman. (axishistory) |
|
Relawan asing Heer Wehrmacht dari Thailand bernama Wicha Thitawat
Kenangan Wicha Thitawat diterbitkan pada tahun 1948, diterbitkan dengan
perubahan dalam 50-an dan 70-an dan baru-baru ini ditemukan kembali oleh
masyarakat umum. Khon Thay nay kong thap nasi - kisah orang Thailand di
tentara Nazi - adalah buku ganda menarik: OrangThailand terjebak dalam
perang Eropa dan menyinggung banyak kepastian tentang posisi negara ini
selama Perang Dunia Kedua. Thailand bersekutu dengan Jepang selama
perang, fakta tak diragukan, dan dipandang rendah oleh sebagian besar
historiografi korektif dibuat pada periode sesudah Perang Dunia II.
Fasisme Thailand berkuasa ketika perang pecah dan mengambil keuntungan
dari runtuhnya tiba-tiba metropolitan Perancis. Setelah gencatan senjata
1940, harta Perancis di Indochina menjadi subyek peningkatan klaim
nasionalis Bangkok. Rezim Marsekal Phibun Songkhram menuntut kembalinya
wilayah yang terintegrasi dalam protektorat Perancis Laos dan Kamboja,
sebelumnya milik Sion. Antara Oktober 1940 dan Mei 1941, Thailand telah
mengembangkan perang perbatasan yang intens melawan tentara kolonial
Perancis, namun gagal mencapai tujuannya. Mediasi konflik itu dikenakan
pada kedua belah pihak Jepang, yang telah didirikan di Indocina. Vichy
Perancis menerima pendudukan de facto dari Vietnam dan meminta dukungan
kepada Jepang untuk menenangkan serangan Thailand. |
(tams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar