Minggu, 25 Januari 2015

SEJARAH - Relawan Asing Nazi Dari Legiun Arab 'Freies Arabien'


Lambang Divisi Korps Afrika Jerman
Jakarta, LP - Sama di cerita sebelumnya yang menceritakan tentang tentara Nazi Jerman Reich yang tak selamanya berwajah Eropa. Setelah sebelumnya bercerita tentang Legiun Turki, India, kini kita bergeser sedikit ke Jazirah Arab. 

Sebuah legiun yang tergabung dalam tubuh Heer Wehrmacht (Angkatan Darat Jerman Reich), Legiun Arab Free Arabian Legion (جيش بلاد العرب الحرة), adalah unit militer Jerman Nazi terbentuk dari relawan Arab dari Timur Tengah dan Afrika Utara selama Perang Dunia II.

Divisi ini diciptakan oleh Amin al-Husseini dan Rashid Ali ketika mereka menyarankan pembentukan pasukan sukarelawan Arab, yang diadopsi oleh Adolf Hitler pada tahun 1941. Unit didasarkan pada kekuatan yang lebih kecil, diperintahkan oleh Hellmuth Felmy, terutama untuk membantu pemberontakan terhadap Nazi di Irak yang ditekan oleh Inggris. Unit pertama kali menetap di Suriah dan termasuk beberapa ekspatriat Irak, dan Suriah Arab. Setelah penaklukan Suriah oleh pasukan Inggris dan Free-Perancis (LFP), unit dipindahkan ke Sounion di Yunani. Beberapa dari divisi ini adalah pasukan Arab dan Muslim yang berada di tanah Eropa pada saat itu, sebagai tawanan perang, atau sebagai relawan.

Nazi berencana menggunakan legiun dalam menaklukkan Kaukasus, yang sat itu dikuasai pemerintah Irak di sana, dan digunakan sebagai kekuatan baru, sebagai cara untuk menaklukkan Irak, walaupun tidak semuanya dilakukan.

 
Grand Mufti Yerusalem, Amin al-Husseini, Imam Besar Palestina (axishistory)

Dalam Operasi Torch, Sekutu Inggris mengambil Tunisia, yang telah diatur oleh Vichy France. Selama pertempuran perintah Jerman menyerukan Tunisia Arab untuk bergabung dengan legiun ini.

Setelah kematian komandannya, Legiun dibawa keluar dari depan, dan pada November 1943 Legiun Arab yang pernah bertugas di Peloponnese, sebagai bagian dari Divisi Infanteri ke-41 dan berpartisipasi dalam penyerangan ke Yunani.

Lambang Legiun Arab Freies Arabien.

Legiun Arab juga terkenal dengan nama divisi Sonderverband 287 diaktifkan pada tahun 1941, bermarkas di Yunani di dekat ibukota Athena, dan bertugas untuk mengorganisasi para sukarelawan Arab pro-Axis yang berasal dari Timur Tengah, kebanyakan adalah keturunan Palestina yang setia dengan Mufti Jerusalem yang bersimpati dengan Hitler, Amin al-Husseini. Selain itu, ada juga warga Irak yang mendukung El-Galiani (apakah suatu ‘kebetulan’ bila kini kedua negara tersebut diperangi oleh Israel dan Amerika?). Unit sukarelawan ini mencapai jumlah tiga batalion. Satu batalion dikirim ke front Tunisia, sementara dua lainnya bertempur melawan para partisan, pertama di pegunungan Kaukasus dan kemudian di Yugoslavia.


“North-African Legion” (Legiun Afrika Utara) yang tergabung dalam Deutsche Afrika Korps dibentuk dari para umat muslim yang tinggal di Prancis dan digunakan untuk operasi anti-partisan (gerilya).

"Deutsche-Arabische Infanterie-Bataillon 845" (Batalion Infanteri Jerman-Arab 845) dibentuk sebagai bagian dari Divisi Infanteri Jerman ke-715 dan bermarkas di Selatan Prancis.

Dari semua itu, unit sukarelawan Arab terbesar dibentuk di Tunisia, dan dikenal dengan nama “Deutsche-Arabische Lehr Abteilung" (Batalion Latih Jerman-Arab) dengan kekuatan lima batalion (satu batalion diambil dari Sonderverband 287. sudah baca yang di atas?) di bawah 5.panzer-armeè Jerman. Para personilnya diambil dari unit Phalange Africaine dan rekrutan lokal, dan digunakan sebagian besar untuk kepentingan pengamanan front-front pinggiran dan juga untuk menjaga instalasi-instalasi penting.


Album Foto Freies Arabien:
Legiun Arab Nazi. (axishistory)
 
Legiun Arab Tunisia dalam Das Afrika Korps. (axishistory)

Tentara kulit hitam Afrika dalam tubuh Das Afrika Korps. (axishistory)
Relawan Legiun Arab. (axishistory)
Seorang tentara Legiun Arab, tertera di badge lengan lambang Freies Arabien. (axishistory)
Rekruitmen tentara Freies Arabien. (axishistory)
Contoh tunic atau seragam Legiun Arab Nazi. (leka)
Upacara militer Legiun Arab Tunisia. (axishistory)
Grand Mufti Yerusalem, Amin al-Husseini dalam percakapan dengan relawan Islam dari seluruh tentara Muslim Nazi. Pada kesempatan Idul Adha, hari besar umat Muslim di Berlin menjadi perayaan tiap-tiap Muslim di Jerman di mana Grand Mufti Yerusalem, meresmikan "Islam Central Institute". Grand Mufti dalam percakapan dengan relawan Islam yang juga menghadiri upacara tersebut, pada 19 Desember 1942. (bundesarchiv)
Seorang tentara Legiun Arab dengan sentanya Kr98K yang merupakan senjata khas Jerman sedang berjaga di Yunani. (bundesarchiv)

Latihan militer tentara multi-negara (diantaranya banyak divisi Legiun Arab), yang dilatih Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) untuk Legiun Arab itu sendiri (Sonderverband 287) atau 'Jerman-Arab Yonif 845'(Deutsch-Arabische Infanterie-Bataillon 845) pada tahun 1943. Foto diambil oleh Propagandakompanien der Wehrmacht - Heer und Luftwaffe Kriegsberichter (Fotografer bagian propaganda AD dan AU Jerman Reich), Helmuth Pirath. (bundesarchiv)
Beberapa perwira AU Jerman dalam latihan untuk Legiun Arab (Sonderverband 287) atau 'Jerman-Arab Yonif 845'(Deutsch-Arabische Infanterie-Bataillon 845) pada tahun 1943. Foto diambil oleh Propagandakompanien der Wehrmacht - Heer und Luftwaffe Kriegsberichter (Fotografer bagian propaganda AD dan AU Jerman Reich), Helmuth Pirath. (bundesarchiv)
Para Legiun Arab, jalan berbaris dalam latihan militer tentara multi-negara (diantaranya banyak divisi Legiun Arab), yang dilatih Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) untuk Legiun Arab itu sendiri (Sonderverband 287) atau 'Jerman-Arab Yonif 845'(Deutsch-Arabische Infanterie-Bataillon 845) pada tahun 1943. Foto diambil oleh Propagandakompanien der Wehrmacht - Heer und Luftwaffe Kriegsberichter (Fotografer bagian propaganda AD dan AU Jerman Reich), Helmuth Pirath. (bundesarchiv)
Seorang tentara kulit hitam Afrika, dalam Legiun Arab Divisi Deutsche Afrika Korps duduk di atas bangku sebuah dokar yang ditarik keledai sambil tertawa di sekitar Griechenland (Yunani), pada 23 September 1943. Foto diambil oleh Propagandakompanien der Wehrmacht - Heer und Luftwaffe Kriegsberichter (Fotografer bagian propaganda AD dan AU Jerman Reich), Schlickum. (bundesarchiv)
Seorang tentara memberikan Stielhandgranaten (granat stik) di sekitar terowongan kereta api di Griechenland (Yunani) pada 23 September 1943. Foto diambil oleh Propagandakompanien der Wehrmacht - Heer und Luftwaffe Kriegsberichter (Fotografer bagian propaganda AD dan AU Jerman Reich), Schlickum. (bundesarchiv)








(tams/axishistory/alifrafikkhan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar