Jakarta, LP - Baju cokelat, topi, sabuk dan selempang putih menjadi pemandangan khas di tengah jalan. Diterpa panas dan hujan, tidak menghalangi mereka mengatur lalu lintas. Tidak sesekali mereka menindak tegas pelanggar lalu lintas.
Namun kala itu Kamis, (15/9/2011), Polisi Lalu Lintas (Polantas) 'beralih' profesi sejenak menjadi kuli bangunan. "Tadi sore, lalu lintas jalan alternatif menuju Pelabuhan Merak sangat padat. Macet hingga 4 km," kata Kapolres Cilegon, AKBP Umar Surya Fana dalam perbincangan via Blackberry Mesengger kepada media saat itu.
Kemacetan ini dipicu pembetonan separuh badan jalan sepanjang 300 meter di perempatan Gerem, Jalan Raya Cilegon-Merak. Sayangnya, diujung jalan, beton tidak diberi tanjakkan landai. Sehingga kendaraan tidak bisa melewati beton yang telah kering itu. Tak ayal, lalu lintas pun harus berjalan bak kura-kura.
"Awalnya pakai sistem buka tutup jalan. Tapi kemacetan tidak kunjung mencair," kisah AKBP Umar.
Ditengah kekacauan arus lalu lintas inilah, Polantas segera menggulung lengan baju lalu mengambil sekop. Sedangkan lainnya dengan tangan kosong memindahankan beton keras untuk membuat jalan landai.
"Sama anggota BM, Briptu Putut diuruk dengan sisa tanah sekitar," beber AKBP Umar.
Lantas anggota lainnya, Kanit Dikyasa Polres Cilegon, Ipda Ugum dan Kanit Sabhara Iptu Suhara ikut menggulung baju dan membawa sisa pecahan beton untuk membuat jalan landai.
"Tak berapa lama, kendaraan bisa melintasi 2 jalur tersebut. Akhirnya lalu lintas pun terurai lancar," tuntas AKBP Umar. Semoga apa yang dilakukan Briptu Putut dapat ditiru Briptu - briptu atau anggota lainnya, dimana polisi benar - benar mengabdi pada masyarakat. (tam/ detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar