Senin, 06 Desember 2010

Posting >> Kunci Yang Hilang Nan Kembali

Lelah, seiring mentari pulang ke peraduan. Derap langkah sepatu membawaku ke kamar kosku, berhenti tegap ketika kulihat pintu kamar tergembok. Tangan kiri merogoh kunci di dalam saku kiriku, berderit seperti suara pintunya.

"Terkadang sesuatu yang hilang itu akan kembali dengan sendirinya dan dengan cara yang unik di kehidupan kita kelak nanti dan semuanya mungkin masih bisa bersinergi, apapun itu."


Aaaarrrrrgh, lelah. Sadarku masih menyeimbangkan lelah yang menyampur aduk dengan pikiran di kepala, lantas kulempar kunci dan gembok di atas tempat merebahku. Tak apalah barang besi mati itu menggantikan tubuhku yang lelah di atas kasur yang biasa aku tibdih dengan lelah. Sejenak aku bersihkan diri dari debu pasir kimianya Jakarta, guyuran air tanah Lenteng Agung terasa segar melekat di badanku.

Tuntas, meretas dan menetes di lantai, ku jalankan handuk yang siap bertugas bagai vacuum cleaner menyapu bersih badan. Ada tugas yang belum terselesaikan dan aku putuskan untuk meninggalkan ruangan ini kembali. Setelah beberapa helai kain menutupi beberapa tempat yang aku rasa malu jika terlihat, aku cari kunci gembok yang tadi tertidur di atas tumpukan kapuk. Tak ada....!!! Kemana perginya pasangan pengaman itu?

Seperti polisi yang merazia suatu tempat aku sapu semua sisi mencari pasangan yang hilang itu, tapi sayang aku tidak bisa memohon kepada waktu untuk berhenti sejenak, "wasting time...!!" Ah, ga ada waktu. Aku putuskan saja beberapa lembar senjata di dalam dompet untuk aku tukar dengan pasangan pengaman serasi yang bernama "gembok".

Lantas yang masih jadi pertanyaan, kemana perginya pasangan sebelumnya. seperti sebuah cryptex yang memaksa memori ingatan berubah menjadi pola pikir. Ah, sudahlah aku rasa kamar ini angker bisa menghilangkan benda mati yang tak berkaki, masih ada yang harus kuselesaikan tugas yang lain.

Tiga hari terlupakan dengan penuh tanda tanya yang membangkang, kunci dan gembok yang hilang itu menampakkan diri setelah beberapa hari bersembunyi di dalam tasku. Padahal tas itu sudah ku telanjangi dan tak kutemukan apa-apa. Ok, aku terima itu sebagai permainan intelejensial dari sebuah pasangan kunci dan gembok dan tak akan ku sepelekan lagi.

Aneh...aneh...aneh dan aneh materi pelajaran kali itu. Sepasang benda mati membingungkan sebuah benda yang bernafas. Ya aku usahakan untuk melogiskan semua. Pelajaran yang terpetik menyiratkan akal pandang.

Seperti takdirkah? Buatku tak ada takdir karena kita sendiri yang membuat takdir itu terjadi, Sang Penggenggam alam hanya memiliki restu dari itu. Aku hanya berpikir, terkadang sesuatu yang hilang itu akan kembali dengan sendirinya dan dengan cara yang unik di kehidupan kita kelak nanti dan semuanya mungkin masih bisa bersinergi, apapun itu.

Selamat datang kunci baru, dan kunci lamapun masih bisa dirasakan guna dan manfaatnya. (tams)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar