Rabu, 25 Juli 2012

LINGKUNGAN - Tiga Negara Terburuk Dalam Perlindungan Satwa Langka Versi WWF

WWF (LP)
Jakarta, LP - Organisasi Lingkungan Hidup, World Wide Fund for Nature (WWF), Senin, menyebut Vietnam, Laos, dan Mozambique sebagai tiga negara terburuk dalam upaya pencegahan perdagangan organ satwa langka, yang mengancam kelangsungan hidup gajah, badak, dan harimau.

Dalam laporannya "Wildlife Crime Scorecard" WWF mengatakan bahwa 23 negara yang disurvei --terutama negara-negara di Asia dan Afrika yang merupakan asal dari organ-organ satwa langka itu-- seharusnya dapat melakukan lebih untuk melarang perdagangan organ satwa liar tersebut, lapor Reuters.

WWF juga mengatakan bahwa ada indikasi perdagangan itu dijalankan oleh sindikat kejahatan internasional.

"Tahun lalu tercatat rekor tertinggi perburuan gajah di Afrika," kata Wendy Elliott, manajer program Global Species WWF saat menjelaskan mengenai laporan itu.

Sepanjang tahun lalu terdapat sekitar 800 kilo gram gading gajah yang telah disita, katanya, yang menunjukkan indikasi keterlibatan organisasi kejahatan dalam perdagangan itu.

"Kinerja buruk dari negara-negara kunci mengancam kelangsungan hidup badak, harimau dan gajah liar," kata WWF dalam sebuah pernyataannya mengenai laporan itu, yang dijadwalkan diumumkan dalam Konvensi Perdagangan Internasional Satwa Langka di Jenewa (CITES) pekan ini.

CITES melarang segala bentuk perdagangan gading gajah, tanduk badak dan bagian tubuh harimau --yang biasanya digunakan untuk obat tradisional-- dalam upaya untuk mencoba menyelamatkan satwa-satwa itu dari kepunahan. Kehidupan satwa langka itu juga terancam akibat kehilangan habitat, perubahan iklim dan polusi.


Merah ke Hijau

Laporan itu, yang memberikan nilai merah, kuning atau hijau untuk membedakan antara gagal, separuh gagal atau mengalami kemajuan, memberikan penilaian terburuk untuk Vietnam, Laos dan Mozambique, yang masing-masing memperoleh dua tanda merah.

Elliott mengatakan bahwa peningkatan permintaan untuk tanduk badak dewasa di Vietnam sebagian disebabkan oleh rumor tidak berdasar yang menyebutkan jika tanduk badak dapat menyembuhkan kanker.

WWF mendesak Vietnam untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan hal itu. Organisasi itu juga mengusulkan upaya melawan iklan penjualan bagian tubuh badak di internet.

Tingginya permintaan di Vietnam "telah memicu perburuan di Afrika Selatan. Pada 2011 tercatat rekor tertinggi pembantaian badak dengan 448 badak Afrika Selatan dibantai untuk diambil tanduknya dan negara itu...telah kehilangan sekitar 262 badak lagi tahun ini," menurut laporan itu.


" Kinerja buruk dari negara-negara kunci mengancam kelangsungan hidup badak, harimau dan gajah liar."


Sementara itu WWF menilai Mozambique gagal untuk menghentikan keterlibatan warga negaranya dari perburuan badak di Afrika Selatan dan belum mengendalikan perdagangan gading walaupun telah memiliki sejumlah pos pemeriksaan di pelabuhan-pelabuhan.

Laos dan Vietnam juga gagal melaporkan pelaksanaan larangan pengembangbiakan harimau untuk kebutuhan obat, katanya. Laos juga gagal mengendalikan perdagangan gading.

China, yang merupakan pasar tradisional untuk organ satwa langka, memperoleh penilaian hijau untuk upaya yang telah dilakukannya guna memperlambat perdagangan ilegal organ badak dan harimau, namun memperoleh penilaian kuning untuk upayanya mencegah perdagangan gading gajah, yang diolah menjadi hiasan bernilai tinggi. WWF mengatakan Beijing harus berbuat lebih banyak untuk mengawasi pasar domestik gading gajahnya.

India dan Nepal adalah satu-satunya negara yang memperoleh penilaian hijau untuk ketiga satwa itu. Elliott mengatakan banyak negara sudah mempunyai hukum-hukum yang cukup ketat. "Solusinya bukan pada pelarangan perdagangan karena sekarang hal itu sudah ilegal." (tams/reuters/ant)

2 komentar:

  1. semoga indonesia dapat terus menjaga lingkungan yang bertanggung jawab...

    #blogwalking siang

    BalasHapus