Kanselir Jerman Angela Merkel (paling tengah) Kunjungi Istiqlal (LP/vivanews) |
"Kerja sama ini masih berjalan, ke depan bantuan pemeliharaan cukup besar," kata Kepala BMKG Sri Woro B Harijono di Jakarta, Rabu (11/07).
Sri Woro mengatakan, bantuan yang diberikan adalah bagaimana memperkuat kemampuan untuk memelihara alat sistem peringatan dini tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System/InaTEWS) karena alat tersebut bekerja 24 jam dan terus-menerus sehingga sangat diperlukan kepandaian untuk pemeliharaan.
"Kalau kami minta bantuan swasta tentu biayanya sangat mahal," tambah Sri Woro.
Kerja sama Jerman dan Indonesia dalam sistem peringatan dini tsunami sudah berlangsung sejak 2004 pascagempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004 yang pusatnya berada di Aceh.
Jerman membantu memberikan konsep sistem peringatan dini yang dibuat dalam waktu setahun dan alatnya baru dipasang pada 2006 sekaligus melakukan pendampingan.
Bantuan yang diberikan Jerman tersebut dalam bentuk hibah dan alat atau pelatihan, yang diberikan juga untuk 28 negara di kawasan Samudera Hindia total sebesar 60 juta Euro dengan jumlah terbesar didapat Indonesia.
Saat ini di seluruh Indonesia sudah memiliki 162 perangkat pengukur dan pencatat gempa (seismograf) dari total kebutuhan 200 seismograf yang 21 di antaranya bantuan Jerman. Sementara baru ada 31 sirine dari jumlah ideal 1.000.
"Jadi kedatangan Ibu Merkel ke BMKG ini untuk melihat sejauh mana kemajuan sistem peringatan dini tsunami," kata Sri Woro.
Kanselir Jerman Angela Merkel Kanselir Merkel melakukan kunjungan kerja di Indonesia pada 10 Juli hingga 11 Juli 2012. Selain bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia juga mengunjungi Taman Makam Pahlawan Kalibata, mengunjungi Masjid Istiqlal serta Gereja Immanuel yang semuanya berada di Jakarta.
Di BMKG, Merkel mendapat penjelasan mengenai cara kerja InaTEWS dan melihat langsung ruang pusat pengendali sistem peringatan dini BMKG. (tams/ant)
salam kenal mass aruum
BalasHapussiap terima kasih komentarnya
BalasHapus